[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi selama Mei 2021 mencapai 0,32 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 1,68 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi 0,13 persen (mtm) maupun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 0,07 persen (mtm).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, dari 90 kota indeks harga konsumen yang dipantau BPS, 78 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 1,82 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Timika 0,83 persen.
Menurut dia, momentum puasa dan Lebaran turut mendorong peningkatan laju inflasi selama bulan lalu. Hal ini pun turut mendorong seluruh komponen inflasi yang mengalami kenaikan.
“Puasa dan Hari Raya terasa sekali meningkatkan harga-harga di bulan Mei,” kata Setianto saat konferensi pers virtual, Rabu (2/6).
Secara rinci, komponen makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi tertinggi yakni 0,1 persen. Disusul komponen transportasi dengan andil ke inflasi 0,08 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan jasa pribadi 0,04 persen.
Secara keseluruhan, inflasi inti di bulan lalu mencapai 0,24 persen dan andilnya sebesar 0,16 persen. Harga yang diatur pemerintah memiliki inflasi 0,48 persen dan andilnya ke inflasi 0,09 persen, serta inflasi bergejolak mencapai 0,39 persen dan memberikan andil ke inflasi 0,07 persen.
Untuk inflasi inti, komponennya disumbang oleh ikan segar yang memberikan andil 0,24 persen, emas perhiasan 0,02 persen, serta nasi dengan lauk 0,01 persen.
Sementara untuk harga yang diatur pemerintah didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara yang memiliki andil 0,04 persen, tarif antarkota dengan andil 0,02 persen, serta tarif kereta api 0,01 persen.
Untuk harga bergejolak, disumbang oleh harga daging ayam ras dengan andil ke inflasi 0,04 persen, jeruk 0,02 persen, minyak goreng 0,2 persen, dan daging sapi 0,02 persen.
“Kemudian ada juga yang mengalami deflasi, cabai merah dengan andil 0,07 persen dan cabai rawit 0,05 persen,” pungkasnya.
Discussion about this post