[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai pemangkasan suku bunga acuan The Fed akan berdampak pada peningkatan investasi di Indonesia. Pasalnya, keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI) dalam menentukan suku bunga acuan.
Suku bunga acuan AS menjadi salah satu acuan BI dalam mematok suku bunga acuan di dalam negeri. Jika bunga acuan The Fed naik, maka biasanya BI juga akan mengerek suku bunga acuan dan begitu sebaliknya.
“Penurunan (suku bunga acuan The Fed) memberikan ruang kepada Indonesia untuk bisa gunakan momentum ini dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi dan dari sisi investasi itu bisa jauh lebih positif,” ucap Sri Mulyani.
Diketahui, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali tahun ini dari 5,75 persen menjadi 5 persen. Rinciannya, penurunan dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18 Juli 2019, 22 Agustus 2019, 19 September 2019, dan terakhir 24 Oktober 2019 kemarin.
Bila ini terjadi, Sri Mulyani berharap roda ekonomi berjalan lebih baik di dalam negeri. Maklum, investasi merupakan komponen kedua terbesar yang menyumbang pertumbuhan ekonomi.Hal ini juga sejalan dengan keputusan The Fed yang memangkas bunga acuannya tahun ini sebanyak tiga kali. Bank Sentral AS pada 30 Oktober 2019 waktu setempat menurunkan bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 1,5 persen-1,75 persen.
Dengan penurunan bunga acuan BI, logikanya perbankan ikut memangkas bunga kredit yang ditawarkan kepada nasabah. Dengan demikian, pengusaha yang sebelumnya menahan ekspansi karena merasa bunga kredit terlalu mahal tertarik untuk mengajukan utang ke bank.
“Ini kan berarti biaya dananya jadi lebih rendah. Kami berharap momentum ini akan muncul pada 2019 akhir dan akan terus dijaga pada 2020,” tutur Sri Mulyani.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komponen investasi menyumbang 31,25 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019. Sementara, yang utama memang masih berasal konsumsi rumah tangga yang mencapai lebih dari 50 persen.
Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen pada kuartal II 2019. Realisasi itu bisa dibilang melambat ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27 persen. (cnn)
Discussion about this post