KeuanganNegara.id– Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko mempertanyakan alasan Korea Selatan yang menurunkan status Jepang dari mitra ekspor yang mendapatkan jalur cepat menjadi negara yang kerap melanggar aturan dasar dalam perdagangan internasional.
Dilansir AFP, Selasa (13/3), Korsel menciptakan kelompok baru untuk status perdagangan negaranya dengan Jepang. Kelompok itu mendefinisikan Jepang sebagai negara yang sulit diajak bekerja sama karena kerap melanggar aturan dasar.
Korsel sendiri mengelompokkan daftar mitra dagangnya menjadi dua kategori. Yakni, kelompok dari anggota empat perjanjian kontrol ekspor top dunia dan tidak. Namun, keputusan Korsel kemarin menjadikan Jepang satu-satunya negara dalam kelompok tersebut.
Langkah Korsel tersebut diakui telah para pejabat Jepang membuat bingung. “Setelah menyaksikan konferensi pers Korsel, kami benar-benar tidak tahu alasan Korsel yang menyebut sistem kontrol ekspor Jepang gagal memenuhi prinsip-prinsip internasional,” imbuh Seko dalam cuitannya.
“Meskipun pencabutan daftar itu tidak mengejutkan, namun menggambarkan bahwa ketegangan bilateral antara Jepang dan Korsel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda,” kata Tobias Harris, seorang ahli di Konsultan Teneo. Pada 4 Juli lalu, Jepang mengetatkan pemberian izin ekspor resmi untuk Korsel, yang berarti proses penyaringan bisa memakan waktu hingga 90 hari. Jepang juga mengumumkan telah menghapus Korsel dari daftar mitra ekspor favorit mereka per 28 Agustus nanti.
Korsel dengan cepat membalas, dengan membatalkan status mitra ekspor Jepang dari daftar favorit mereka. Korsel juga berjanji meninjau kembali perjanjian informasi militer.
Korsel adalah importir Jepang terbesar kelima, untuk produk minyak bumi, besi dan baja, mesin listrik, termasuk semikonduktor.
Perselisihan kedua negara juga menimbulkan keprihatinan di tengah ancaman keamanan mereka dalam menghadapi uji coba rudal Korea Utara. (cnn)
Discussion about this post