[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia kini berencana untuk mengalihkan konsumsi energi ke energi rendah emisi.
“Saya gak mau buat policy (kebijakan) yang akan mencederai anak cucu saya. Kita tidak akan korbankan lingkungan untuk kemajuan ekonomi,” kata Luhut di acara Institute for Essential Services Reform (IESR) Brown to Green Report 2019 di Jakarta.
Pasalnya, pengalihan energi tersebut didasari oleh laporan dari IESR. Laporan tersebut menyebut Indonesia termasuk dalam negara G20 dengan status tertinggal di antara negara lainnya dalam kontribusi terhadap perubahan iklim terkait Paris Agreement.
Terlebih, laporan itu menyatakan negara G20 telah berkontribusi 80 persen dari total emisi yang tersebar di seluruh dunia.
Luhut pun mengaku kini Indonesia telah berupaya untuk melakukan berbagai cara dalam mengatasi hal tersebut, diantaranya adalah program yang mengarah kepada substitusi energi.
“Sekarang kami sedang lakukan perbaikan. Penggunaan mobil listrik salah satunya, penggunaan biodiesel untuk mengurangi (bahan bakar) fosil, penggunaan (energi) listrik, matahari, angin, geothermal,” tuturnya.
Menurut Luhut, Indonesia dapat meningkatkan kapasitas bioenergi. Pasalnya, bioenergi memiliki potensi yang besar terhadap perekonomian, seperti pada pengolahan kelapa sawit.
“Rencana green diesel. Penggunaan yang ramah lingkungan, kami (akan) jalankan,” katanya.
Terkait mobil listrik, Luhut mengatakan potensi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia cukup tinggi, karena Indonesia memiliki bahan dasar dalam membangun material mobil listrik.
“Seperti di Morowali. Itu menjadi modal kita memiliki baterai litium yang 70 persen kita punya bahan dasar,” tuturnya.
Sebelumnya, Luhut juga menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan penandatanganan dengan Hyundai Motor Company terkait pembuatan pabrik mobil listrik di Indonesia. Menurutnya, perjanjian tersebut akan dilakukan di sela-sela kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan sekitar 25-26 November 2019.
Rencananya, pabrik itu akan berada di atas lahan seluas 600 hektare di daerah dekat Karawang.
“Mereka sudah saya minta pakai bahan dari Morowali. Kemudian ban mobil, pesawat terbang, karet dari kita. Sekarang Dunlop, sudah. Jadi nanti semua mobil listrik yang diproduksi di Indonesia pakai karet ban dari karet kita,” kata Luhut.
Kendati demikian, pihak Hyundai membantah pernyataan Luhut.
“Belum ada keputusan yang dibuat sampai saat ini terkait penambahan fasilitas produksi baru di kawasan (Asia Tenggara), termasuk Indonesia,” ujar Head of Global PR Hyundai Motor Company KS Kim .
Menanggapi hal tersebut, Luhut pun enggan berkomentar banyak saat ditanyakan awak media terkait detail perjanjian tersebut.
“Nanti dengar saja pengumumannya,” pungkasnya. (cnn)
Discussion about this post