[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi penurunan impor pada Mei 2020.
Pada Mei, impor mencapai 8,44 miliar dollar AS, turun sebesar 32,65 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 42,20 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengemukakan, impor turun 32,65 persen (mtm) pada Mei 2020 disebabkan akibat impor migas turun 23,04 persen (mtm) dan impor non migas turun 33,36 persen (mtm).
“Kondisinya tidak jauh berbeda pada tahun lalu. Pattern setelah Lebaran impor turun setelah saat bulan puasa impor mengalami kenaikan. Pada posisi 2020 ini, impor Mei turun 42,20 persen (yoy),” ucapnya dalam konferensi video.
Lebih rinci, impor menurut penggunaan barang turun di semua sektor. Impor sektor konsumsi turun sebesar 23,08 persen (mtm).
Komoditas impor yang turun antara lain, mesin air conditioner (AC) atau pendingin ruangan, jeruk mandarin, buah kurma, dan mesin cuci.
Sektor lainnya, yaitu bahan baku/penolong turun 34,66 persen (mtm) dengan komoditas seperti raw sugar atau gula mentah kristal, gandum, dan kedelai, serta barang modal turun 29,01 persen (mtm) dengan komoditas seperti mesin oven.
Berdasarkan HS 2 digit, ada beberapa barang yang masih mengalami kenaikan impor, meski tak sebesar penurunan impor.
Beberapa barang yang masih mengalami kenaikan impor, antara lain kendaraan udara dan bagiannya 22,8 juta dollar AS, kapal perahu dan struktur terapung 18,5 juta dollar AS, pakaian dan aksesoris 7,5 juta dollar AS, serta kereta api trem dan bagiannya 7,4 juta dollar AS.
Sementara impor komoditas yang turunnya cukup dalam, antara lain mesin dan peralatan mekanis sebesar 560 juta dollar AS, mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 526 juta dollar AS, besi dan baja sebesar 283,6 juta dollar AS, serta plastik dan barang dari plastik 266,8 juta dollar AS.
“Secara kumulatif dari Januari-Mei 2020, impor barang konsumsi turun 10,32 persen (yoy), bahan baku penolong turun 15,28 persen (yoy), dan barang modal turun 19,75 persen (yoy). Komposisinya impor kita masih didominasi oleh bahan baku penolong,” papar Suhariyanto.
Lebih lanjut, pangsa impor RI masih tidak berubah. Pangsa impor pertama diduduki oleh China yang berkontribusi 28,13 persen dengan komoditas bawang putih, perangkat transmisi, dan laptop.
Kedua, ditempati oleh AS yang berkontribusi sebesar 10,04 persen dengan komoditas kedelai, gandum, dan kapas. Kemudian yang ketiga berasal dari Jepang dengan kontribusi 6,59 persen.
“Impor kita dari ASEAN sebesar 10,56 miliar dollar AS atau 19,81 persen, serta impor dari Uni Eropa 4,12 miliar dollar AS atau 7,73 persen,” imbuh Suhariyanto.(msn)
Discussion about this post