KeuanganNegara.id- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan target indikatif sebesar Rp2 triliun dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berbentuk Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008. Angka ini sama dengan target indikatif dua SBR sebelumnya, SBR006 dan SBR007.
“Target SBR008 sifatnya kan non-tradeable jadi Rp2 triliun. Masih sama seperti sebelumnya. Kalau tradeable biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan yang non-tradeable,” ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman, Kamis (5/9).
Diketahui, non-tradeable artinya adalah instrumen yang tidak dapat ditransaksikan di pasar sekunder. Sementara, tradeable bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Sementara, imbal hasil (yield) yang ditawarkan sebesar 7,2 persen per tahun. Yield tersebut lebih rendah dari SBR007 yang mencapai 7,5 persen per tahun.
“Penentuan bunga juga kami lihat dari pasar, Bank Indonesia (BI) juga sudah turunkan bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps),” ujar Luky.
Bunga yang ditetapkan oleh pemerintah bersifat floating with the floor. Artinya, jika bunga acuan BI naik, maka pemerintah akan menyesuaikan imbal hasil yang diberikan kepada investor.
Namun, tingkat imbal hasil tak akan turun meski BI memangkas bunga acuan dalam waktu mendatang. Dengan demikian, bunga yang dikantongi investor tak akan di bawah 7,2 persen per tahun walaupun bunga acuan bank sentral berubah. Luky menyatakan Investor yang berminat bisa membeli instrumen ini mulai dari 5 September hingga 19 September 2019. Dana yang harus disetor minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar. (cnn)
Discussion about this post