KeuanganNegara.id- Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akhirnya kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) di tengah meningkatnya risiko dan ketidakpastian ekonomi. Hal itu terutama berasal dari sentimen perang dagang antara AS dan China, serta perlambatan ekonomi global.
Ini merupakan kedua kalinya The Fed menurunkan suku bunga pada tahun ini. Pertama kali, bank sentral memangkas bunga acuan pada Juli, kebijakan itu menjadi yang pertama kali dalam lebih dari satu dasawarsa.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan penetapan suku bunga The Fed, memangkas target untuk suku bunga acuan dana federal (federal funds rate) sebesar 25 basis poin ke kisaran 1,75 persen hingga 2,00 persen. Kesimpulan itu diperoleh setelah melakukan pertemuan selama dua hari, sebagian besar sejalan dengan ekspektasi pasar.
FOMC memaparkan, meskipun kondisi pasar tenaga kerja dan belanja rumah tangga menguat, investasi bisnis dan ekspor telah melemah.
“Pada basis 12 bulan, inflasi keseluruhan dan inflasi untuk barang-barang selain makanan dan energi berjalan di bawah target inflasi bank sentral sebesar dua persen,” kata FOMC .
Memperhatikan bahwa kebijakan perdagangan membebani prospek pertumbuhan, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kebijakan moneter dapat mengatasi pelemahan ekonomi sampai batas tertentu. Meski demikian, ada sebagian hal yang benar-benar tidak bisa diatasi.
“Kita perlu melihat melalui situasi yang cukup fluktuatif. Itu berarti, tidak bereaksi berlebihan dengan cepat, tidak bereaksi terlalu rendah. Itulah yang kami coba lakukan,” ujar Powell.
Sebelumnya, tiga dari 10 anggota komite menentang keputusan pemangkasan suku bunga, menyoroti perpecahan yang tumbuh di antara para pembuat kebijakan moneter.
Discussion about this post