[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Tekanan dari pandemi Covid-19 dirasakan pada berbagai bidang kehidupan, bukan saja di kehidupan ekonomi tapi juga di kehidupan sosial. Pembatasan Sosial Berskala Besar turut memberikan dasar bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan juga beribadah dari rumah. Pembatasan-pembatasan sosial tersebut dampaknya mempercepat transformasi digital yang sebetulnya jargon transformasi sudah didengungkan beberapa tahun atau sudah cukup lama namun tetap logika cara bekerja yang lama masih mendominasi. Dengan adanya covid 19 memaksa kita untuk menyesuaikan berbagai macam pekerjaan. Maka, topik transformasi digital bukan pilihan tetapi keharusan.
“Rasanya keharusan ini bukan dalam konteks yang negatif. Keharusan ini dalam konteks yang positif dalam pengertian bahwa sudah bertahun-tahun kita membahas mengenai transformasi digital. Kita tidak pernah merasa bahwa transformasi digital itu merupakan agen sentral dalam tata kelola reformasi, tata kelola kita. Tapi sekarang, ketika dengan adanya Covid dan batasan-batasan baru, maka ini kesempatan kita mendorong transformasi digital ini dalam suatu konteks keharusan,” jelas Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam keynote speechnya pada acara Bincang Transformasi secara virtual dengan tema “Transformasi Digital Bukan Pilihan, Tapi Keharusan”.
Wamenkeu menjelaskan, transformasi digital di Kementerian Keuangan atau enterprise architecture bukanlah bahasan yang baru namun mendapatkan momentum sangat kencang di dalam tiga bulan atau empat bulan terakhir. Kementerian Keuangan juga sudah memiliki new thinking of working untuk membangun budaya bekerja baru yang lebih relevan di era digital. Logika new thinking of working atau enterprise architecture membuat Kementerian Keuangan bisa menjaga proses bisnis mejadi lebih baik ketika tiba-tiba harus masuk ke periode Covid-19 sejak bulan Maret 2020.
“Ketika kita memulai kerja dari rumah ternyata sejumlah besar pegawai kita staf Kementerian Keuangan juga merasakan bahwa dengan model bekerja yang baru sekitar 90% pegawai Kementerian Keuangan mengatakan bahwa pekerjaan mereka bisa mereka selesaikan secara online dan kemudian 86 persen pegawai merasa bahwa pekerjaan yang merkea lakukan secara online dengan work from home itu tetap efektif. Ini yang menjadi booster modal selama beberapa tahun ke depan kita merumuskan bagaimana transformasi digital, new thinking of working, flexible office space, flexible office hours itu bisa kita fokuskan,” ungkap Wamenkeu.
Wamenkeu menambahkan bahwa banyak sekali pertanyaan yang harus didalami dan harus dipikirkan ketika melakukan transformasi digital ini. Bukan hanya sekedar mengurangi jumlah jam bekerja bahkan jam kerja bisa bertambah. Cara bekerja yang baru ini jika dibilang suatu keharusan maka harus dipikirkan secara mendalam mengenai apa saja implikasinya. Ketika implikasinya positif, tentu dapat dilakukan namun kalau implikasinya menjadi negatif, tentu harus dilakukan mitigasi dan manajemen risiko.
Sebagai informasi, kegiatan Webinar Bincang Transformasi kali ini merupakan kolaborasi Kementerian Keuangan dengan K/L dan Pemda dalam rangka sharing knowledge transformasi digital. Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi K/L dan Pemda dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi, serta melakukan perbaikan proses bisnis dan pelayanan di unit kerjanya masing-masing. (kemenkeu)
Discussion about this post