[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah menyiapkan strategi untuk memulihkan kerugian di sektor pariwisata akibat merebaknya Virus Corona di Cina.
“Ya berjalannya waktu kita juga bikin, dari Kemenpar, membuat paket-paket wisata untuk domestik sekarang ini, untuk mengurangi dampak kerugiannya,” ujar Luhut di Kantor Kementerian Maritim dan Invetasi, Jakarta.
Terkait adanya gagasan diskon tiket pesawat ke sejumlah destinasi, Luhut mengatakan bakal dilakukan segera. Namun, ia masih belum memastikan kapan kebijakan tersebut efektif. “Saya kira tim sudah bekerja, kan perintah presiden melihat daripada kosong.”
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memberi arahan untuk memberi diskon tiket pesawat.
“Seperti arahan presiden memberi diskon daerah seperti Bali, Sulawesi, Kepulauan Riau,” kata Wishnutama saat ditemui usai mengikuti rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan.
Diskon ini diberikan karena pemerintah ingin meningkatkan pariwisata nasional. “Warga negara kita sendiri untuk berwisata di dalam negeri,” kata mantan bos Net TV ini. Namun, Wishnu tidak menjelaskan bagaimana skema diskon yang diberikan. Sebab, harga tiket pesawat menjadi kewenangan maskapai.
Sejak 5 Februari 2020, penerbangan Indonesia-Cina resmi ditutup. Wishnutama sebelumnya menyebut ada potensi kehilangan devisa US$ 4 miliar. Sebab, 2 juta turis Cina melancong ke Indonesia setiap tahunnya.
Dari 2 juta turis Cina ini, sekitar 1,4 juta datang ke Bali. Sisanya baru ke Manado, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, hingga Danau Toba, Sumatera Utara. Itu sebabnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyebut daerah juga berpotensi kehilangan transaksi Rp 50 miliar per hari dengan adanya penutupan penerbangan Indonesia-Cina ini.
Adapun pemerintah Bali mencatat, potensi kerugian akibat pembatalan paket wisata dari turis Cina telah mencapai US$ 6 juta atau Rp 82 miliar (kurs Rp 13.680). “Berdasarkan data dari agen travel yang kami dapat, pembatalan paket wisman Cina pada periode ini mencapai 20 ribu orang dengan rencana kedatangan lima hari,” tutur Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 8 Februari 2020.
Kerugian senilai Rp 82 miliar tersebut dihitung dari total pembatalan pesanan paket wisata dikalikan dengan rata-rata pengeluaran turis Cina. Menurut Putu, rerata pengeluaran turis asing per lima hari kunjungan mencapai US$ 300 atau Rp 4,1 juta.
Kerugian makin terasa lantaran virus corona mewabah saat Cina memasuki masa peak season atau masa ramai kunjungan karena Imlek. Biasanya, kata Putu, di masa Tahun Baru Imlek ini tingkat kunjungan turis Cina di Bali mencapai puncaknya.(msn)
Discussion about this post