KeuanganNegara.id – Institute Development of Economic and Finance (Indef) mengungkapkan bahwa revolusi digital saat ini semakin masif. Sayangnya, hal tersebut tidak didukung oleh kesiapan infrastruktur di Indonesia.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa, kesiapan Indonesia dalam menghadapi era digital masih jauh di bawah negara lain di lingkungan ASEAN. Bahkan, Indonesia masih jauh di bawah Malaysia dan Singapura.
“Mau pakai ukuran apapun, kita masih di posisi yang paling bawah. Bahkan dari negara ASEAN lainnya, Malaysia, Singapura,” katanya dalam bincang santai dengan media di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Senin (30/10/2017).
Dia menyebutkan, saat ini kesiapan regulasi Indonesia dalam menyambut era digital masih di peringkat 60-an dibanding negara lain di dunia. Sementara kesiapan pengusaha menyambut era tersebut justru pada peringkat 30-an dunia.
“Jadi ini membuktikan antara regulasi belum siap, dan bisnisnya justru lebih siap untuk beradaptasi. Adaptasi dari masyarakatnya pun lebih tinggi,” imbuh dia.
Menurutnya, Indonesia masih menghadapi masalah dalam kesiapan jaringan internet. Saat ini, rasio elektrifiaksi masih belum 100%, hal ini berarti jaringan internet belum sampai hingga ke wilayah terluar.
“Kemudian kecepatan regulasi mengantisipasi bisnis digital itu dengan performa industrinya itu lebih cepat industrinya,” tuturnya.
Tak hanya itu, sistem pembayaran untuk e-commere masih menggunakan kartu. Padahal, penggunaan kartu tidak efisien dan membutuhkan investasi yang mahal.
“Sementara di negara lain itu sudah tidak pakai kartu, tapi pakai HP untuk sistem pembayaran. Di China juga sudah pakai Alipay. Indonesia ini paling tertinggal. Kita kesiapan sistem pembayarannya blm siap,” tandasnya.
Discussion about this post