[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Pergerakan rupiah di pasar spot pada pembukaan perdagangan Senin, 3 Agustus 2020, diperkirakan masih loyo di kisaran Rp 14.650. Rupiah melemah ditengarai terpengaruh oleh faktor eksternal, yakni resesiAmerika Serikat.
“Sampai 31 Juli, sudah ada beberapa negara yang terkena resesi dimulai dari Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Australia, lalu lari ke Jerman dan akhirnya Amerika Serikat. Kemungkinan ini berdampak pada rupiah kita yang akan dibuka langsung melemah signifikan pekan depan,” kata Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim saat dihubungi.
Ibrahim mengatakan, resesi Amerika membuka peluang jumlah pengangguran di negara tersebut bertambah banyak sehingga situsai ini bisa menyebabkan indeks dolar menguat. Dalam kondisi tersebut, pergerakan mata uang di seluruh dunia berada pada jurang ketidakpastian.
Apalagi, Amerika menguasai 20 persen perekonomian secara global. Bagi Indonesia, resesi Negeri Abang Sam menjadi pukulan berat karena negara tersebut merupakan tujuan ekspor terbesar selain Cina.
Sedangkan dari dalam negeri, mata uang garuda diprediksi loyo lantaran adanya perpanjangan masa PSBB transisi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Kalau diperpanjang sampai Agustus, akan berbahaya. Kalau masih masa PSBB transisi, PDB Indonesia akan negatif pada kuartal III,” katanya.
Perpanjangan PSBB transisi, tutur Ibrahim, juga akan membuat pasar apatis. Bukan tidak mungkin, kata dia, nilai tukar rupiah terhadap dolar akan melemah tajam ke level Rp 15 ribu.
Pergerakan rupiah pada penutupan perdagangan Kamis, 30 Juli 2020 bertengger di level Rp 14.600 atau melemah 58 poin. Sedangkan sehari sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp 14.543 per dolar Amerika Serikat.(msn)
Discussion about this post