KeuanganNegara.id-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai dampak penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) baru akan terasa ke sektor riil pada beberapa bulan mendatang. Pasalnya, bank perlu waktu untuk merespons penurunan tersebut.
Tak ayal, bunga kredit yang diterima masyarakat belum berubah. Konsekuensinya, masyarakat belum bisa mendapat pinjaman dengan bunga yang lebih murah. “Respons dari ekonomi terhadap itu (penurunan suku bunga BI) jarang instan, itu pasti perlu beberapa bulan,” ujar Darmin di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (23/8).
Meski belum berdampak, mantan gubernur BI itu meyakini begitu bunga kredit bank turun, masyarakat dan dunia usaha akan langsung memanfaatkannya. Selanjutnya, hal itu akan berimbas positif pada perekonomian. Sebab, penurunan tingkat suku bunga acuan sejatinya merupakan tren arah kebijakan moneter dari bank-bank sentral di dunia saat ini. Hal ini merupakan kesadaran bersama atas risiko perlambatan ekonomi global. “Tapi jangan lupa, orang itu pasti cenderung mumpung lagi turun ya pinjamlah,” katanya.
Dampak penurunan bunga acuan BI, katanya, juga akan terlihat pada indikator investasi yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, meski bunga acuan BI turun dan mempengaruhi tingkat imbal hasil (yield) surat utang negara, namun yield yang ditawarkan Indonesia masih cukup menarik dibandingkan negara-negara lain.
Hal itu, sambungnya, tentu memicu minat kepemilikan surat utang negara oleh investor, baik asing maupun domestik. “Jadi menurunkan policy rate itu stimulus untuk investasi. Karena negara lain juga sedang mengarah turun,” tuturnya.
Di sisi lain, Darmin ingin agar publik tidak khawatir dengan penurunan tingkat suku bunga BI yang digadang-gadang sebagai antisipasi atas risiko pelemahan ekonomi dunia dan domestik. Toh, menurut Darmin, BI tidak sendirian dalam mengambil keputusan ini.
“Kalau kita (BI) turun sendiri, Anda boleh khawatir. Tapi kalau yang lain turun, kita turun, ya itu memang diperlukan untuk menstimulus investasi, semoga produksinya naik, ekspor naik, neraca perdagangannya bagus. Jadi apa masalahnya?” tuturnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke posisi 5,5 persen pada bulan ini. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility yang masing-masing turun ke 4,75 persen dan 6,25 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global dan domestik. “Dinamika ekonomi global tersebut perlu dipertimbangkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal,” kata Perry. (cnn)
Discussion about this post