[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco bakal menawarkan saham senilai US$1.7 triliun atau sekitar Rp23.900 triliun.
Jumlah ini sedikit di bawah angka awal yang dipatok pemerintah Arab Saudi yaitu sekitar US$2 triliun atau sekitar Rp28.200 triliun.
“Aramco tidak akan menjual sahamnya langsung ke investor di Amerika Serikat dan pasar lainnya.
Penawaran saham perdana ini akan dibatasi untuk investor asal Arab Saudi dan investor asing yang diizinkan membeli saham Aramco di pasar modal.
Rencananya, Aramco akan menjual sekitar 1.5 persen dari total saham atau sekitar 3 miliar lembar dengan indikasi harga 30 – 32 riyal.
Jika penawaran saham ini jadi terlaksana maka nilai penjualan saham ini bisa mengalahkan rencana penjualan saham perusahaan ecommerce Alibaba asal Cina.
Alibaba telah menjual saham di New York dengan nilai sekitar US$25 miliar atau sekitar Rp352 triliun saat initial public offering pada 2014.
Jumlah penawaran saham Aramco ini masih bisa bertambah jika ada permintaan pasar lebih besar sehingga bisa menggunakan tambahan penjualan saham atau greenshoe sebanyak 15 persen.
“Kami berencana membeli saham itu menggunakan dua pendaan yang kami kelola,” kata Zachary Cefaratti, yang merupakan CEO Dalma Capital Management Ltd yang berbasis di Dubai.
Menurut dia, hasil valuasi awal nilai saham Aramco sejalan dengan ekspektasi perusahaan.
Rencana penjualan saham Aramco ini telah dimulai sejak 3 November 2019 setelah sempat tertunda beberapa kali.
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman, yang mengusulkan rencana ini bakal menggunakan dana hasil penjualan saham Saudi Aramco untuk membangun sektor non-industri, menciptakan lapangan kerja, dan mendiversifikasi sumber pendanaan pemerintah selain dari minyak, yang selama ini menjadi sumber utama. (msn)
Discussion about this post