KeuanganNegara.id- Nilai tukar rupiah tercatat di posisi Rp14.245 per dolarAmerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (28/8) pagi. Angka itu menguat tipis dari perdagangan Selasa (27/8) yakni Rp14.255 per dolar AS.
Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia melemah 0,02 persen, baht Thailand melemah 0,04 persen, yen Jepang melemah 0,07 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,16 persen.
Sementara itu, terdapat mata uang yang menguat seperti dolar Hong Kong sebesar 0,01 persen, dolar Singapura sebesar 0,03 persen, dan peso Filipina sebesar 0,11 persen. Mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS, seperti euro sebesar 0,02 persen dan poundsterling Inggris sebesar 0,1 persen. Namun, dolar Australia menguat 0,03 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pelaku pasar masih mencari-cari petunjuk baru soal kelanjutan perang dagang.
Pada akhir pekan lalu, China mengumumkan akan menaikkan tarif tambahan bagi impor AS senilai US$75 miliar. Hanya saja, di sela-sela KTT G7, Presiden AS Donald Trump malah menyebut otoritas China telah menghubungi delegasi dagang AS dan menawarkan AS untuk kembali ke meja runding, yang sampai saat ini belum dikonfirmasi China.
“Jadi pasar masih dibayangi oleh kekhawatiran perang dagang. Kemungkinan pasar juga masih mencari petunjuk baru soal perang dagang,” jelas Ariston kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/7).
Namun, indeks dolar AS juga melemah setelah indeks keyakinan konsumen AS tercatat 135,1 pada Agustus atau turun dibanding Juli yakni 135,8. Padahal, jika indeks ini membaik, maka indeks dolar diperkirakan juga akan membaik.
“Seharusnya, hasil data yang lebih bagus dari ekspektasi bisa mendorong penguatan dollar AS. Adapun potensi rupiah hari ini sebesar Rp14.200 hingga Rp14.280 per dolar AS,” tutur dia. (cnn)
Discussion about this post