[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim potensi investasi asing mencapai US$163 miliar atau Rp2.282 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) hingga 2023 mendatang.
Luhut merinci sebanyak 50 persen investasi asing itu akan ditanamkan di sektor energi. Kemudian, sebanyak 23 persen-25 persen di sektor hilirisasi, dan sisanya di sektor pariwisata.
“Nah, itu angka sementara berkembang ke atas ya. Angkanya kami tajamkan lagi, sudah kami sisir tadi beberapa. Misalnya, China Petroleum Corporation (CPC),” ungkap Luhut.
CPC merupakan perusahaan pelat merah asal Taiwan. Sebelumnya, perusahaan itu telah melakukan penandatanganan kerangka perjanjian (framework agreement) pengembangan proyek kompleks petrokimia senilai US$6,49 miliar dengan PT Pertamina (Persero).
Ia melanjutkan beberapa perusahaan asal Jepang juga telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi. Namun, ia tidak menyebut pasti berapa potensi investasi dari Negeri Sakura tersebut.Kemudian, potensi investasi itu juga datang dari Abu Dhabi National Oil Co (ADNOC). Angka investasi dari perusahaan Abu Dhabi itu disebut-sebut mencapai US$14 miliar.
“Jadi, seperti ini sangat banyak dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perintah untuk aturan omnibus law. Kami akan jalan lebih cepat,” terang dia.
Seluruh investasi ini, kata Luhut, sudah tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Artinya, investor bisa langsung membangun usahanya di dalam negeri.
“Itu semua sudah keluar izin. Mau groundbreaking, mau apa, tinggal jalan,” imbuh dia.
“Jepang ini mau investasi di sektor pariwisata dan infrastruktur. Mereka sedang minta perubahan aturan yang membuat sebelumnya sulit masuk ke kami,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan nilai investasi yang berpotensi masuk hingga 2020 sebesar Rp1.000 triliun. Namun, pihaknya baru memberikan izin untuk investasi senilai Rp700 triliun.
“Yang belum ada izinnya, sekarang baru dimasukkan ke BKPM, habis itu baru kami data,” ucap Bahlil.
Ia menambahkan mayoritas investasi itu akan mengalir untuk membangun kilang minyak, pertambangan, dan pariwisata. Namun, ia tak merinci nilai investasi untuk masing-masing sektor usaha tersebut.(cnn)
Discussion about this post