[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan dapat melepas seluruh kepemilikan sahamnya di perusahaan asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI) tahun depan.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan perseroan awalnya menggenggam 60 persen saham MAGI, sedangkan sisanya 40 persen dimiliki oleh AXA yang berkedudukan di Prancis.
Proses pelepasan 60 persen saham itu dilakukan dalam dua tahap. Transaksi pertama rampung dilakukan pada 2018 lalu sebesar 40 persen. Kedua, sebesar 20 persen akan dilepas paling lama 5 tahun sejak 2018. Saat ini, AXA tengah mencari investor strategis untuk membeli saham tersebut.
“Tetapi 20 persen itu harus melalui persetujuan kami, dalam waktu dekat. Mungkin tahun depan karena tahun ini sudah mulai habis,” katanya.
Ia menjelaskan alasan bank pelat merah melepas seluruh sahamnya lantaran tingkat pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) bisnis asuransi umum itu terbilang rendah. Dengan demikian, Bank Mandiri mempertimbangkan pelepasan seluruh saham.
Hery bilang Bank Mandiri tetap akan menjalankan kerja sama bancassurance dengan AXA, meskipun tak lagi tercatat sebagai pemegang saham. Bancassurance adalah pemasaran produk asuransi lewat kerja sama dengan bank mitra.
“Jadi walaupun Bank Mandiri tidak punya lagi saham, tapi kerja sama bancassurance masih ada. Jadi kami pungut fee based income dari sana,” ujarnya.
Sebagai informasi, Bank Mandiri meraih kenaikan laba bersih 11,9 persen pada kuartal III 2019 menjadi Rp20,3 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp18,1 triliun. Namun demikian, kenaikan laba bersih terpantau turun dari kuartal III 2018 sebesar 20 persen.
Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan raihan laba bersih ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 8,9 persen dari Rp40,43 triliun menjadi Rp43,94 triliun.
“Pertumbuhan laba bersih tidak lepas dari pendapatan bunga bersih dan cara kami mengelola biaya operasional yang efisien, perbaikan kualitas kredit sehingga menurunkan biaya kredit,” katanya.
Kenaikan pendapatan bunga bersih ditopang pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,8 persen dari Rp781,1 triliun menjadi Rp841,9 triliun. Penyaluran kredit ditopang oleh dua segmen utama yakni kredit korporasi dan ritel terutama kredit mikro dan konsumer. (cnn)
Discussion about this post