[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.031 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Selasa (29/10) pagi. Posisi tersebut melemah tipis 4 poin atau 0,03 persen dibanding penutupan Senin (28/10), yang berada di level Rp14.027 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Baht Thailand terpantau melemah 0,07 persen, yen Jepang melemah 0,05 persen, lira Turki melemah 0,03 persen, serta dolar Singapura dan dolar Hong Kong sama-sama melemah tipis 0,01 persen.
Di sisi lain, mata uang negara di kawasan Asia yang terpantau menguat, hanya won Korea sebesar 0,14 persen, dan peso Filipina menguat 0,09 persen.
Sementara di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan euro masing- masing melemah sebesar 0,12 persen, dan 0,04 persen. Sementara dolar Australia dan dolar Canada masing- masing melemah tipis sebesar 0,01 dan 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai kestabilan nilai rupiah akan condong menguat karena kemungkinan terjadinya kesepakatan dagang antara AS dan China.
“Rupiah masih ada potensi penguatan dari pernyataan Trump yang mengungkapkan kemungkinan penandatanganan perjanjian dagang AS Tiongkok lebih cepat dari jadwal semula,” kata Ariston.
Ariston menyebut pernyataan dari Trump itu dinilai pasar memberikan konfirmasi dari pihak AS untuk menyelesaikan konflik dagang dengan Tiongkok.
Ariston juga mengatakan potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed akan turut membantu penguatan Rupiah.
“Pemangkasan ini bisa membantu pengalihan aset ke aset berisiko,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan berpotensj bergerak di kisaran Rp13.970 sampai dengan Rp14.050 per dolar AS hari ini.
Discussion about this post