Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Nasional

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2021-06-30
inNasional
Reading Time: 2 mins read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

KeuanganNegara.id -Bank Indonesia memperkirakan kebijakan pengurangan likuiditas atautapering off oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve paling cepat dilaksanakan pada awal 2022. BI pun telah menyiapkan sejumlah langkah agar kebijakan The Fed tak menganggu stabilitas rupiah.

“Tapering oleh bank sentral AS paling cepat akan dilakukan awal 2022, secara bertahap. Sedangkan kenaikan bunga diprediksi November 2022,” ujar Perry Warjiyo dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi, Senin (29/6).

Perry menjelaskan, The Fed saat ini masih mempertahankan stance kebijakan akomodatif, tanpa mengubah panduan ke depan. Bank Sentral AS mempertahankan kebijakan suku bunga 0-0,25% dan pembelian obligasi US$ 120 miliar. The Fed juga memandang kenaikan inflasi hanya bersifat sementara.

Selain itu, menurut Perry, diskusi tapering asset purchase pada rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) mendatang juga baru bersifat kemungkinan. Meski demikian, nada dalam rapat FOMC menujukkan optimisme terhadap perekonomian AS.

Perry memastikan BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Pada 2021, seluruh instrumen kebijakan BI tetap bertujuan mendorong pemulihan ekonomi.

“Pada 2022, kebijakan moneter lebih untuk stabilitas, sementara empat kebijakan lainnya (makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta UMKM dan eksyar) tetap untuk mendorong pertumbuhan,” kata Perry.

Dari sisi kebijakan moneter, perry memaparkan, BI tetap akan menjaga stabilitas rupiah dari dampak Fed tapering melalui intervensi tiga lapis di pasar spot, DNDF, dan pembelian surat berharga negara di pasar sekunder. Suku bunga akan tetap rendah dan longgar hingga muncul indikasi kenaikan inflasi permanen.

“Perubahan kebijakan moneter kemungkinan baru pada awal 2022 dan dimulai dari pengurangan likuiditas sebelum kenaikan BI rate,” kata Perry.

Ia mengatakan, pihaknya akan turut memperkuat sinergi kebijakan, khususnya dengan pmerintah di bidang moneter, fiskal, dan struktural, maupun Komite Stabilitas Sistem Keuangan di bidang makroprudensial dan mikroprudensial.

Dari sisi kebijakan makroprudensial, menurut Perry, BI tetap akan akomodatif dengan melanjutkan kebijakan makroprudensial longgar untuk mendorong kredit dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral juga akan mendorong inovasi kebijakan makroprudensial longgar lanjutan untuk mendorong sektor prioritas dan UMKM.

Sementara dari sisi kebijakan digitalaisasi pembayaran, BI akan mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran, mengembangkan infrastruktur pasar keuangan dan sistem pembayaran, serta mendorong efisiensi dan daya saing industri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan pemerintah akan terus mewaspadai dampak dari kebijakan Bank Sentral AS terutama kepada pasar surat berharga negara. Tren perubahan kebiijakan The Fed dapat memicu aliran modal asing yang masuk ke Indonesia berkurang dan menyebabkan pelemahan rupiah. Ini dapat membuat surat utang Indonesia tidak menarik lagi di mata investor.

“Sinyal perubahan kebijakan AS membuat yield obligasi AS naik dari 1% pada Januari 2021 menjadi 1,7% pada Maret 2021, kenaikannya 70%. SBN kita juga mengalami tekanan tetapi lebih rendah dari yield obligasi AS,” katanya bulan lalu.

Meski belum sepenuhnya pasti, sinyal pengetatan kebijakan The Fed membuat arus modal asing keluar dari pasar-pasar negara berkembang di Asia pada bulan lalu.

Berdasarkan data Institute of International Finance, investor asing menjual US$500 juta atau setara Rp 7,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS) lebih banyak saham dan obligasi daripada yang mereka beli di pasar negara berkembang Asia pada Mei. Ini menandai arus keluar bersih pertama sejak Desember tahun lalu. Sementara jika mengecualikan Tiongkok, arus modal keluar melonjak menjadi US$10,8 miliar atau setara Rp 154 triliun.

Previous Post

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

Next Post

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
  • Sign Up

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In