[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) bersikap lebih optimistis tentang ekonomi global karena vaksinasi virus korona sudah diberikan di seluruh dunia. Namun, munculnya varian baru covid-19 memunculkan kekhawatiran terkait proses pemulihan ekonomi.
Menurut Prospek Ekonomi Dunia terbaru, IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 5,5 persen di tahun ini atau meningkat sebanyak 0,3 poin ketimbang perkiraan pada Oktober. Kemudian Produk Domestik Bruto (PDB) global meningkat sebesar 4,2 persen pada 2022.
“Sekarang banyak bergantung pada hasil dari perlombaan antara virus yang bermutasi dan vaksin untuk mengakhiri pandemi, dan pada kemampuan kebijakan untuk memberikan dukungan yang efektif sampai itu terjadi,” kata Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath, dilansir dari CNBC International, Rabu, 27 Januari 2021.
“Masih ada ketidakpastian yang luar biasa dan prospeknya sangat bervariasi di berbagai negara,” tambahnya.
Dunia telah menyaksikan lonjakan jumlah infeksi dan kematian covid-19 selama beberapa bulan terakhir, karena varian baru virus korona telah menyebar dengan cepat. Varian covid-19 baru itu disebut lebih menular dan berpotensi lebih mematikan daripada virus aslinya.
Akibatnya, banyak negara telah meningkatkan batasan sosial mereka, yang semakin memperparah penderitaan ekonomi. Buktinya IMF memangkas perkiraan PDB untuk zona euro tahun ini sebesar satu poin. Ekonomi di wilayah beranggotakan 19 negara, yang telah dilanda pandemi cukup parah, sekarang diperkirakan tumbuh sebesar 4,2 persen pada tahun ini.
Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol -empat ekonomi terbesar di zona euro- juga mengalami penurunan proyeksi pertumbuhan untuk 2021. Aktivitas ekonomi di kawasan tersebut melambat pada kuartal terakhir 2020 dan diperkirakan berlanjut hingga paruh pertama 2021. IMF tidak memperkirakan ekonomi kawasan euro akan kembali ke level akhir 2019 sebelum akhir 2022.
Di sisi lain, IMF berpandangan, Amerika Serikat akan tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada tahun ini. IMF merevisi perkiraan PDB AS yakni naik sebanyak dua poin di belakang momentum yang kuat di paruh kedua 2020 dan dukungan fiskal tambahan. PDB diprediksi mencapai 5,1 persen di tahun ini.
Sedangkan di negara berkembang, IMF memperkirakan, ekonomi Tiongkok tumbuh di atas delapan persen pada tahun ini. “Tiongkok kembali ke tingkat proyeksi pra-pandemi pada kuartal keempat 2020, di atas semua negara besar. Amerika Serikat diproyeksikan melampaui level sebelum covid-nya tahun ini, jauh di atas kawasan euro,” kata Gopinath.
Lebih lanjut, IMF menegaskan kembali bahwa pemerintah perlu terus mendukung perekonomian mereka melalui stimulus fiskal guna mendukung pemulihan ekonomi. Tindakan kebijakan harus memastikan dukungan yang efektif sampai pemulihan benar-benar berjalan.
“Dengan penekanan pada memajukan kewajiban utama untuk meningkatkan hasil potensial, memastikan pertumbuhan partisipatif yang menguntungkan semua, dan mempercepat transisi menuju ketergantungan karbon yang lebih rendah,” pungkas Gopinath.(msn)
Discussion about this post