KeuanganNegara.id- Pemerintah kini sudah memasang lampu kuning terkait perlambatan ekonomi global yang terjadi di beberapa negara. Terlebih, kewaspadaan pemerintah kian tebal setelah ancaman resesi menghantui beberapa negara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut perlambatan ekonomi global tentu bisa menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hanya saja, ia tak bisa memprediksi besarnya dampak tersebut terdapat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Nanti kami lihat dari statistik, nanti lihat saja di Badan Pusat Statistik (pertumbuhan ekonomi) kuartal ketiga ini. Kami akan terus mewaspadai saja,” ungkap Sri Mulyani.
Ia menyebut, belakangan ketidakpastian di dalam situasi ekonomi global kian kentara dibanding sebelumnya. Semuanya berhulu ke satu negara, yakni Amerika Serikat.
Dari segi kebijakan ekonomi, perang dagang antara AS dan China seolah belum menemui titik temu. Bahkan, drama perang dagang akan meluas setelah AS berencana meningkatkan tarif impor atas produk Uni Eropa pada 18 Oktober mendatang.
Dari sisi politik, kepercayaan DPR AS terhadap Presiden AS Donald Trump kian berkurang. Lebih parah lagi, Trump terancam dimakzulkan oleh mereka. Situasi ini dianggap sebagai isu yang memang sangat besar di negara Paman Sam tersebut.
“Tentu kalau di AS sendiri besar, maka itu akan mempengaruhi sentimen dan confidence (pelaku pasar) dunia. Dampaknya memang besar ke seluruh dunia,” jelas Sri Mulyani.
Di satu sisi, pemerintah memang perlu waspada. Perlambatan ekonomi global tentu akan menyeret perlambatan ekonomi. Namun, pemerintah seharusnya tidak terlalu khawatir, sebab peluang Indonesia jatuh ke dalam resesi masih kecil.
Ekonom Faisal Basri mengatakan resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi suatu wilayah mencatat angka negatif selama dua triwulan berturut-turut. Saat ini, beberapa negara dengan ekonomi skala besar memang tengah di ambang resesi.
Ia mengutip The Washington Post yang mengatakan terdapat sembilan negara yang terancam resesi seperti Jerman, Inggris, Italia, Meksiko, Brasil, Argentina, Singapura, Korea Selatan, dan Rusia.
Ancaman resesi ini tentu akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi global yang terus melambat. Jika sudah begitu, maka perlambatan ekonomi juga tak bisa dihindari Indonesia.
Sebab, Produk Domestik Bruto (PDB) mengandung faktor eksternal, yakni ekspor netto. Jika kinerja ekspor tak mumpuni, hal itu tentu akan menahan pertumbuhan ekonomi. (cnn)
Discussion about this post