KeuanganNegara.id– PT Angkasa Pura II (Persero) atawa AP II mengimbau penumpang pesawat yang akan menuju Hong Kong untuk mengecek terlebih dahulu status penerbangannya. Imbauan tersebut seiring dengan kekerasan demonstran yang sedang terjadi di Hong Kong dan berakibat pada terganggunya operasional di bandara setempat.
Manajemen AP II menyatakan tiga maskapai yang beroperasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penerbangan langsung Jakarta – Hong Kong, yakni Cathay Pacific, Garuda Indonesia, dan China Airlines.
Sebelumnya, Cathay Pacific rute Jakarta – Hong Kong membatalkan jadwal penerbangan mereka kemarin.
Selain di Bandara Soetta, Pelaksana Harian SVP of Corporate Secretary AP II Achmad Rifai menyebut Bandara Internasional Kualanamu juga melayani penerbangan ke Hong Kong melalui Cathay Dragon.
Keputusan membuka kembali kegiatan penerbangan dilakukan setelah sebagian besar pengunjuk rasa berangsur-angsur pulang pada tengah malam. Sampai pagi ini dilaporkan tinggal 50 demonstran yang bertahan. Untuk kenyamanan penumpang keberangkatan dari bandara yang dikelola AP II, maka manajemen melakukan konfirmasi status penerbangan ke masing-masing maskapai.
“Kami imbau bagi penumpang yang sudah memegang tiket penerbangan ke Hong Kong juga menanyakan status penerbangan mereka. Sehingga, dapat melakukan antisipasi atau memilih alternatif lainnya,” ujar Rifai, dalam keterangan resmi, Selasa (13/8).
Menurut dia, Bandara Internasional Hong Kong hingga kini masih melakukan penjadwalan ulang penerbangan, yang akan berdampak pada pergerakan penumpang. Penumpang diharapkan memperhatikan informasi penerbangan terbaru melalui situs resmi.
Reuters melansir Bandara Hong Kong dibuka kembali pada hari ini, setelah terhenti karena diduduki massa yang melakukan aksi demonstrasi. “Bandara Internasional Hong Kong akan menjadwalkan kembali penerbangan pada hari ini dan ada kemungkinan penerbangan masih terganggu,” katanya.
Para demonstran sudah menduduki terminal kedatangan Bandara Hong Kong selama lima hari berturut-turut. Mereka adalah bagian dari massa yang menuntut demokratisasi Hong Kong yang mulanya menolak pembahasan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi.
Padahal, Bandara Hong Kong adalah salah satu yang tersibuk di dunia. Hingga saat ini dilaporkan ratusan calon penumpang sudah antre di gerai tiket maskapai setempat, Cathay Pacific.
Sejumlah warga Indonesia sempat terjebak di Bandara Hong Kong. Sebagian besar sempat dievakuasi ke Konsulat Jenderal Indonesia, sedangkan lainnya memilih bertahan dengan diberi bantuan makanan dan minuman. (cnn)
Discussion about this post