[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan harga sejumlah komoditas di pasar pada Februari 2020. Penurunan harga komoditas dipimpin oleh harga minyak mentah yang dipicu oleh ketegangan hubungan antara Rusia dan Arab Saudi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) turun US$9,19 per barel atau 16,23 persen dari US$65,8 per barel menjadi US$56,61 per barel pada bulan lalu.
“Penurunan harga minyak dipengaruhi permasalahan antara Rusia dan Arab Saudi terkait produksi minyak,” ujarnya.
Sebelumnya, perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona membuat konsumsi minyak dunia menurun. Arab Saudi selaku produsen utama minyak dunia menginisiasi pemangkasan produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
Namun, Rusia yang tergabung dalam OPEC+ menolak usulan tersebut. Sebab, OPEC+ sudah lebih dulu memangkas produksi hingga 2,1 juta barel per hari (bph) pada awal tahun ini.
Hal tersebut sempat membuat harga minyak mentah Brent turun 24,59 persen ke US$34,14 per barel. Begitu pula dengan harga minyak mentah AS, WTI anjlok 25,61 persen menjadi US$30,71 per barel.
Komoditas lain yang harganya melorot, kata Yunita, minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO) misalnya, yang turun dari US$810 per ton menjadi US$729 per ton.
Lalu, harga batu bara turun dari US$69,7 per ton menjadi US$67,6 per ton. Kemudian, harga karet turun dari US$1,68 per kilogram (kg) menjadi US$1,61 per kg.
“Penurunan harga komoditas terjadi pada minyak kernel, minyak sawit, batu bara, seng, nikel, aluminium, dan perak. Komoditas yang naik seperti coklat dan emas,” ungkapnya. (cnn)
Discussion about this post