KeuanganNegara.id- Presiden China Xi Jinping resmi membuka Bandara Internasional Daxing, bandara baru China bernilai US$63 miliar atau setara Rp882 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS). Pembukaan bandara baru China itu dilakukan beberapa hari sebelum hari kemerdekaan ke-70 pada 1 Oktober 2019.
Proyek ratusan miliar yuan tersebut selesai kurang dari 5 tahun sejak dicanangkan untuk dibangun. Proyek ini diyakini bakal merangsang pertumbuhan infrastruktur, di tengah perlambatan ekonomi kedua terbesar dunia tersebut dan perang dagang dengan AS.
Bandara Daxing dielu-elukan sebagai sumber ekonomi baru China. Bandara ini diklaim akan menjadi bandara terbesar di dunia.
Bandara yang terletak di selatan Beijing ini berbentuk burung phoenix dengan kode bandara PKX. Arsitek Irak Zaha Hadid menjadi perancang bandara teranyar China.
Bandara ini disebut akan mengurangi tekanan pada bandara utamanya yang kerap terkendala persoalan kapasitas, sehingga sering mengalami keterlambatan jadwal penerbangan.
Bandara Daxing diperkirakan mampu menampung hingga 72 juta penumpang per tahun pada 2025 mendatang dan selanjutnya mencapai 100 juta penumpang. Pada 2022 nanti, China berharap dapat menggeser AS sebagai dari pasar penerbangan terbesar di dunia.
Bandara Daxing berjarak 46 kilometer dari Lapangan Tiananmen, dua kali jarak dari bandara ibu kota yang ada saat ini ke pusat kota Beijing. Namun, China juga telah menyiapkan transportasi yang terhubung dengan kereta api, metro, dan bus berkecepatan tinggi.
China Southern Airlines dan China Eastern Airlines akan menjadi dua maskapai utama yang terbang dan mendarat di Bandara Daxing. Keduanya mendapat kapasitas 10 persen dari Bandara Daxing. Angka ini lebih kecil dari kapasitas awal yang sebesar 40 persen.
Sementara, 50 maskapai asing, termasuk British Airways dan Finnair berencana untuk merelokasi penerbangannya dari bandara lama ke Bandara Daxing. (cnn)
Discussion about this post