KeuanganNegara.id- Harga minyak mentah dunia terkoreksi tipis pada akhir pekan lalu. Koreksi terjadi karena pasar khawatir dengan kelanjutan perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar Amerika Serikat (AS) dan China. Harga minyak mentah berjangka Brent turun 12 sen menjadi US$64,28 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) melemah 4 sen ke level US$58,09 per barel.
Pelemahan harga minyak mentah dunia sejalan dengan penurunan harga saham setelah pejabat pertanian China batal mengunjungi kawasan pertanian di AS, seperti Montana dan Nebraska pada pekan ini.Pembatalan terjadi lantaran Presiden AS Donald Trump meminta kesepakatan perdagangan yang lebih lengkap dengan negara Asia, bukan hanya perjanjian bagi China untuk membeli lebih banyak hasil pertanian AS.
Kendati harga minyak mentah dunia berakhir merah pada akhir pekan kemarin, tetapi harganya menguat jika diakumulasi selama satu pekan terakhir. Harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik 6,7 persen. Kemudian, penguatan harga minyak mentah berjangka WTI lebih tinggi, yakni 5,9 persen.
Harga minyak bahkan sempat melonjak hingga lebih dari 10 persen karena serangan pesawat tanpa awak (drone) terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi pada dua pekan lalu.Serangan itu memangkas 50 persen dari produksi minyak mentah Arab Saudi sekaligus membatasi kapasitas cadangan negara tersebut.
Produsen AS disebutkan sedang mengunci keuntungan pada tahun ini pasca harga minyak naik signifikan setelah serangan di Arab Saudi. U.S. Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menyatakan manajer keuangan menaikkan posisi beli di minyak berjangka AS sebanyak 11.209 kontrak menjadi 220.758 kontrak hingga 17 September 2019.(cnn)
Discussion about this post