[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp15.412 per dolar AS pada Senin (20/4) sore. Posisi tersebut menguat 0,34 persen dibandingkan akhir pekan lalu pada Jumat (17/4) sore di level Rp15.465 per dolar AS.
Kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp15.543 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp15.503 per dolar AS.
Sore ini, penguatan Rupiah tampak paling perkasa di antara mata uang Asia lainnya. Mata uang di kawasan Asia lainnya terpantau bergerak terhadap dolar AS.Yen Jepang melemah 0,08 persen, Won Korea Selatan melemah 0,19 persen, Rupee India melemah 0,18 persen, dan Ringgit Malaysia melemah 0,12 persen. Dolar Singapura menguat 0,18 persen, Dolar Taiwan menguat 0,08 persen, Peso Filipina menguat 0,26 persen, Yuan China menguat 0,07 persen, dan Baht Thailand menguat 0,37 persen. Dolar Hong Kong stagnan terhadap dolar AS.
Mata uang di negara maju perkasa terhadap dolar AS. Dolar Australia menguat 0,36 persen, Dolar Kanada melemah 0,37 persen, dan Franc Swiss menguat 0,09 persen. Poundsterling Inggris tercpantau melemah 0,14 persen terhadap Dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kemunduran rencana lockdown AS menekan laju dolar AS. Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pedoman baru pembukaan kembali ekonomi AS bahwa ia dapat mendikte persyaratan kepada gubernur negara bagian.
“Pedoman tidak berisi tanggal, sehingga sulit untuk tindakan pembukaan kembali,” ujarnya.
Dari dalam negeri, lembaga pemeringkat S&P Rating merevisi prospek (outlook) surat utang Indonesia dari stabil menjadi negatif. Sebab, mereka mempertimbangkan pelebaran defisit menjadi 5,07 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Namun, S&P mempertahankan Sovereign Credit Rating atau peringkat utang Indonesia tetap BBB/A-2. Ibrahim menilai penurunan outlook tersebut masih cukup bagus untuk pasar obligasi dalam negeri.
“Arus modal kembali masuk ke pasar valas dan obligasi dan ini mengindikasikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus walaupun di tengah pandemi,” ujarnya. (cnn)
Discussion about this post