KeuanganNegara.id- Nilai tukar poundsterling rontok 0,46 persen hingga kurang dari 1,20 per dolar AS pada perdagangan Selasa (3/9). Ini merupakan posisi terendah mata uang Inggris sejak awal 2017 lalu.
Mengutip AFP, Selasa (3/9), poundsterling menyentuh 1,1972 per dolar AS ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi perlawanan dari anggota parlemennya sendiri atas strategi brexit (keluarnya Inggris dari persekutuan Uni Eropa).
“Tampaknya, poundsterling tidak berminat untuk bertahan dengan hasil pemungutan suara di parlemen, yang membuat nilai tukarnya tergelincir hingga ke bawah 1,20 terhadap dolar AS,” ujar Craig Erlam, Analis Oanda.
Pemungutan suara di House of Commons dimaksudkan untuk memaksa Johnson menunda Inggris hengkang dari Uni Eropa pada 31 Oktober mendatang, apabila kesepakatan tidak memberi hasil yang lebih baik. Namun, Johnson bersikeras bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa dengan pada akhir bulan depan, dengan atau kesepakatan.
Bahkan, Johnson mengancam menggelar pemilihan lebih cepat, yaitu 14 Oktober 2019. “Kami akan keluar pada 31 Oktober. Tak ada masalah,” tegas Johnson.
Neil Wilson, Kepala Analis Markets.com menyebut bahwa ketidakpastian politik yang berkelanjutan tidak akan mengangkat posisi poundsterling terhadap mata uang lain.
“Ada lebih banyak risiko yang mengancam penurunan dan sangat sedikit yang memberi dorongan. Kita mungkin melihat poundsterling di sekitar 1,15-1,10 per dolar AS dalam beberapa pekan ke depan,” imbuh dia. (cnn)
Discussion about this post