KeuanganNegara.id– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan penghimpunan dana di pasar modal berhasil mencapai Rp109,2 triliun. Penghimpunan tersebut berhasil dilakukan sejak awal tahun hingga 9 Agustus 2019.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan dana tersebut berhasil dihimpun dari beberapa sumber. Pertama, sebesar Rp8,5 triliun dari 29 penawaran umum perdana saham (IPO).
Kedua, sebesar Rp25,7 triliun, dari 12 Penawaran Umum Terbatas (PUT) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Ketiga, tiga penawaran umum (PU) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan total dana himpun sebesar Rp2,25 triliun.
Keempat, yang sebesar Rp 17,02 triliun dari 16 penawaran utang tahap dan sukuk tahap I. Kelima yang sebesar Rp55,75 triliun, berasal dari 30 penawaran utang dan sukuk tahap II.
Kami masih menunggu ada beberapa data, dalam pipeline ada sekitar 18 untuk IPO totalnya (nilai) hampir Rp2 triliun. Dari jumlah emiten kami bisa mendekati tahun lalu atau lebih dari tahun lalu,” katanya. Menurut Hoesen mengatakan raihan dana himpun dari pasar modal yang besar tersebut berhasil dilakukan tak lepas dari kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai masih bagus.
“Kondisi ini tentunya ditopang oleh ekonomi makro kita yang masih solid, dimana pertumbuhan ekonomi dapat dijaga di atas 5 persen dan inflasi terjaga rendah yakni 3,32 persen secara tahun pada Juli 2019,” katanya, Senin (12/8).
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 6.282 pada 9 Agustus kemarin. Posisi tersebut naik 1,41 persen (ytd) dari 28 Desember 2018 yang di 6.194.
Selanjutnya, kapitalisasi pasar tumbuh 2,58 persen (ytd) dari Rp7.023 triliun menjadi Rp7.205 triliun. Sedangkan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 29 perusahaan. Hingga akhir tahun, jumlah emiten baru ditargetkan sama dengan tahun lalu yakni 57 emiten.
Sementara itu, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana naik 6,41 persen dari Rp505,39 menjadi Rp537,79. Sedangkan Single Investor Identification (SID) saham tercatat sebanyak 995.256 SID dan reksadana sebanyak 1.394.434 SID.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menambahkan investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp64,9 triliun (ytd). Sementara itu, total dana kelolaan investasi mencapai Rp802,4 triliun atau tumbuh 7,2 persen (ytd).
Meski data pasar menunjukkan pertumbuhan, ia bilang pasar modal tak boleh terlena. Pasalnya, kondisi perekonomian global diperkirakan belum membaik.
“Tensi perang dagang antara AS dan China diperkirakan masih berlanjut dan bahkan sudah mengarah ke perang kurs,” katanya.
Ia menuturkan kondisi itu seolah mengamini prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dari berbagai lembaga keuangan internasional. Bahkan, lanjutnya, beberapa negara telah menyadari hal tersebut dan mulai mengantisipasi dengan lebih agresif menurunkan suku bunga acuannya. Sebut saja India menurunkan 35 basis poin (bps) dan Thailand sebesar 25 bps.
“Ini mengindikasikan tantangan dari perlambatan ekonomi global masih akan mewarnai perkembangan ekonomi domestik dan juga tentunya kinerja pasar modal kita ke depan. Untuk itu, kita semua harus merespons dinamika ini dengan cepat dan tepat,” tuturnya. (cnn)
Discussion about this post