[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.010 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot, Kamis (31/10) pagi. Posisi tersebut menguat 20 poin atau 0,15 persen dibanding penutupan Rabu (30/10), Rp14.030 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Won Korea terpantau menguat 0,51 persen, baht Thailand 0,12 persen, dan peso Filipina 0,12 persen.
Selanjutnya, dolar Singapura terkerek 0,09 persen, ringgit Malaysia 0,07 persen, serta dolar Hong Kong dan yen Jepang masing-masing menguat 0,05 persen.
Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan euro masing-masing menguat sebesar 0,10 persen, dolar Australia juga menguat 0,19 persen. Pelemahan hanya terjadi pada dolar Canada sebesar 0,06 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah disebabkan oleh sentimen isu suku bunga dari The Fed.
“The Fed memberikan proyeksi bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga dalam waktu dekat,” kata Ariston.
Akibat sentimen tersebut, Ariston mengatakan bahwa kemungkinan besar rupiah mungkin akan mendapatkan dorongan penguatan pada hari ini. Sementara itu, The Fed memutuskan memangkas suku bunga sebesar 25 bp dini hari tadi.
“Ini pemangkasan ketiga dan mungkin terakhir tahun ini,” ucap Ariston.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.970 hingga Rp14.050 per dolar AS hari ini. (cnn)
Discussion about this post