[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Ekonom senior & pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan sektor pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia seolah-olah memiliki dunia sendiri.
Sebab menurut dia, hingga saat ini pelaku UKM masih kesulitan terhubung dengan perusahaan-perusahaan besar yang seharusnya bisa menjadi pasarnya.
“Hanya 18 persen sampai 19 persen saja pelaku UKM yang baru terhubung dengan perusahaan besar. Padahal di negara-negara maju, UKM dengan perusahaan itu menjalin kerja sama dan saling terhubung,” ujarnya dalam diskusi BRIEFER.id yang disiarkan secara virtual.
Dia mencontohkan, di Jepang, banyak pelaku UKM yang sudah memproduksi bahan baku industri sendiri. Sementara di Indonesia, bahan baku industrinya harus diimpor langsung dari luar negeri.
“Di Jepang, ribuan UMKM di sana itu supporting bahan baku industrinya sementara kita masih impor,” ucapnya.
Hendri pun menilai hal ini terjadi karena kebijakan yang ada di Indonesia masih belum terintegrasi langsung dengan industri besar. Padahal pemerintah sendiri sudah memberikan berbagai kebijakan untuk penguatan UMKM.
Selain itu, BUMN-BUMN di Indonesia dinilai memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang juga rendah. Hal ini membuat BUMN bergantung pada suplier-suplier dari dari luar negeri.
Hendri mengatakan sudah sangat sering menyarankan pemerintah agar membuat market atau acara BUMN yang dalamnya itu menjul produk-produk buatan UKM.
“Kalau setiap tahun dilakukan, adanya market atau fair-fair seperti itu, saya rasa bisa menghubungkan UKM dengan perusahaan besar dan yang paling penting bisa mengurangi ketergantungan komoditas impor,” ucapnya.(msn)
Discussion about this post