[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.990 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat sore (13/12). Posisi ini menguat 42 poin atau 0,3 persen dari Rp14.032 per dolar AS pada Kamis sore (12/12).
Kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp13.982 per dolar AS atau menguat dari kemarin di Rp14.042 per dolar AS.
Di kawasan Asia, Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang lain. Won Korea Selatan menguat 1,25 persen, ringgit Malaysia 0,55 persen, dan yuan China 0,29 persen. Peso Filipina menguat 0,25 persen, Rupee India 0,22 persen, Dolar Singapura 0,15 persen, dan Dolar Hong Kong 0,04 persen. Baht Thailand dan Yen Jepang yang terperosok ke zona merah, masing-masing melemah 0,08 persen dan minus 0,27 persen.
“Optimisme juga merebak di Washington dan Beijing dan membuat Presiden AS Donald Trump tampak sumringah. Ia menegaskan kesepakatan dagang AS-China sudah sangat dekat. Indeks dolar AS pun melemah,” katanya.Mata uang negara maju, seluruhnya kompak berlabuh di zona hijau. Poundsterling Inggris menguat 1,76 persen, euro Eropa 0,39 persen, rubel Rusia 0,3 persen, dolar Australia 0,21 persen, franc Swiss 0,2 persen, dan dolar Kanada 0,17 persen.
Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah berhasil menguat karena dolar AS tertekan beberapa sentimen. Pertama, pasar cukup sumringah dengan sinyal positif dari hubungan AS dan China.
AS tengah bersiap menunda bahkan membatalkan pengenaan tarif bea masuk impor untuk produk asal China senilai US$160 miliar. Selain itu, kabarnya AS juga akan memberi diskon tarif bea masuk impor sebesar 50 persen atas produk-produk yang sebelumnya mengalami kenaikan tarif akibat perang dagang.
Tak hanya AS, ‘itikad’ damai dari perang dagang juga ditunjukkan oleh China. Negeri Tirai Bambu dikabarkan berencana membeli produk pertanian AS senilai US$50 miliar pada tahun depan.
Kedua, ada sentimen dari Inggris yang mempercepat penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), padahal seharusnya dilakukan pada 2022. Hasilnya, Tories, partai konservatif bakal memenangi Pemilu.
“Sinyalnya tidak ada perubahan kepemimpinan di Inggris. Begitu pula dengan proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa (Britania Exit/Brexit) diharapkan lebih mulus karena tidak ada perubahan kebijakan,” terangnya.
Ketiga, pasar masih cukup positif dengan kebijakan moneter bank sentral AS, The Federal Reserve yang tetap menahan tingkat suku bunga acuannya. Untuk pekan depan, ia memperkirakan mata uang Garuda akan bergerak di kisaran Rp13.960 sampai Rp14.010 per dolar AS.(cnn)
Discussion about this post