[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Ketidakpastian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) menekan produksi mobil Inggris ke level 1 juta unit pada 2020. Level produksi itu cuma separuh dari proyeksi produksi tahun depan yang dibuat beberapa tahun lalu.
Society of Motor Manufacturers and Traders Inggris (SMMT) pada 2015 lalu memperkirakan produksi mobil tahunan Inggris akan mencapai 2 juta unit pada 2020.
Data SMMT juga menunjukkan produksi mobil Inggris turun 4 persen pada Oktober lalu. Sementara lembaga pemeringkat Fitch memperkirakan penjualan global akan turun 4 persen pada 2019.
Padahal, kontribusi sektor otomotif terhadap ekspor Inggris merupakan yang terbesar yaitu sekitar 14 persen.
Semenjak voting Brexit pada 2016 lalu produksi mobil Inggris kian melandai dari 1,72 juta unit pada 2016, 1,67 juta unit pada 2017 dan 1,51 juta unit pada 2018. Bahkan, tahun ini, produksi mobil Inggris diperkirakan hanya sebesar 1,3 juta unit.
“Satu bulan penurunan produksi lagi akan membuat sektor ini (industri mobil) sangat mengkhawatirkan,” ujar Kepala Eksekutif SMMT Mike Hawes .
SMMT menilai, tanpa kesepakatan dagang, Brexit akan memunculkan tarif baru dan penurunan produksi yang signifikan. Sebab, produsen mobil kemungkinan akan beralih dari Inggris ke negara lain.
“Kita perlu bekerja sama dengan pemerintahan selanjutnya untuk memastikan perdagangan tanpa gesekan, bebas dari tarif, dengan penyelarasan peraturan dan akses berkelanjutan ke bekal di masa depan,” kata Hawes.
Beberapa pabrik mobil di Inggris menghadapi kendala dan berencana untuk hijrah. Contohnya, Honda berencana untuk menutup pabriknya di Inggris yang mampu memproduksi hingga 150 ribu Civic per tahun. Lalu, Nissan membatalkan rencana memproduksi X-Trail SUV baru di Sunderland dan Ford yang akan menutup pabriknya di Wales pada 2020 mendatang.
CEO Tesla Elon Musk kepada Auto Express menyampaikan alasannya untuk membuka pabrik Eropa pertamanya di Jerman adalah ketidakpastian Brexit terlalu berisiko untuk pembangunan Gigafactory di Inggris. (cnn)
Discussion about this post