[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (minerba) berkurang pada 2020. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Bambang Gatot Ariyono mengatakan kemungkinan setoran PNBP dari sektor tersebut hanya mencapai Rp44,34 triliun, turun 2,74 persen dari 2019 yang Rp45,59 triliun.
Per 6 Maret 2020, realisasi PNBP sektor minerba mencapai Rp5,86 triliun. Ia mengatakan penurunan setoran tersebut disebabkan koreksi harga komoditas.
“Tahun ini lebih kecil dari penerimaan 2019 karena kita tahu penerimaan negara bukan pajak dipengaruhi harga, jadi saya rasa sangat turun,” paparnya.
Ia mencontohkan harga batu bara di pasar mengalami tren penurunan dibandingkan tahun lalu. Padahal batu bara merupakan komoditas penyumbang PNBP terbesar di sektor minerba.
Tahun lalu, rata-rata harga batu bara tembus di level US$80-US$90 per ton. Saat ini, rata-rata harga batu bara hanya US$60 per ton.
Sementara itu, Harga Batu bara Acuan (HBA) Maret 2020 menguat tipis 0,2 persen dari US$66,89 per ton pada Februari menjadi US$67,08 per ton di Maret 2020. “Kondisi penerimaan negara bukan pajak didominasi batu bara sebesar 80 persen,” imbuhnya.
Selain itu, penerimaan PNBP minerba yang seret juga disebabkan penurunan produksi khususnya pada komoditas tembaga. Tahun ini, produksi tembaga diproyeksi mencapai 291 ribu ton, naik dari 2019 sebesar 176.400 ton.
Meski naik, tetapi produksi tersebut lebih rendah dari 2018 yang masih bisa 230.923 ton. Penurunan produksi tembaga disebabkan berkurangnya produksi PT Freeport Indonesia.
“Tembaga mengalami penurunan, semua tahu Freeport mengalami masa transisi dari open pit (tambang terbuka) ke underground (tambang bawah tanah). Semoga 2020 naik lagi, lalu nanti 2022 mencapai puncaknya artinya ideal,” imbuhnya.
Sementara itu, produksi mineral lainnya yakni emas sebesar 120 ton di 2020, naik dari tahun lalu 108,2 ton, perak 290 ton turun dari sebelumnya 481,5 ton, dan timah 70 ribu ton turun dari 76 ribu ton.
Lalu, olahan nikel 2,02 juta ton naik dari 1,78 juta ton dan nikel matte 78 ribu ton naik dari 71 ribu ton. (cnn)
Discussion about this post