[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menyiapkan dana sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) untuk divestasi 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Inalum Ogi Prasto Miyono mengatakan perjanjian jual beli saham antar kedua perusahaan diharapkan rampung pada Juni 2020. “Kami anggarkan US$500 juta. Mungkin paling lambat Juni tahun depan,” ujarnya.
Lebih lanjut Ogi menjelaskan anggaran yang disiapkan perseroan diperoleh dari sisa pinjaman dari aksi divestasi Freeport sebelumnya. “Anggaran tahun 2020. Sudah dianggarkan,” katanya.
Sebelum merampungkan aksi korporasi ini, kedua pihak akan menandatangani Sales & Purchase Agreement, serta Offtake Agreement untuk pembelian dan penjualan jangka panjang. Pada Oktober 2019 lalu, keduanya telah menandatangani perjanjian pokok (HoA).
Divestasi harus dilaksanakan lima tahun setelah amandemen tersebut. Pemerintah telah menunjuk Inalum sebagai Holding Industri Pertambangan yang saat ini telah memiliki identitas baru sebagai MIND ID.Mantan Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, sebelumnya menyanggupi untuk mengambil alih 20 persen divestasi saham Vale. Persentase itu berasal dari hitung-hitungan valuasi saham Vale yang diperkirakan tidak mencapai US$1,5 miliar atau Rp21,17 triliun.
Melalui kepemilikan Inalum sebesar 20 persen saham Vale, dan 65 persen saham Antam, Budi mengaku perseroan memiliki akses terhadap salah satu cadangan dan sumber daya nikel terbesar di dunia.
Sebagai informasi saham Vale saat ini digenggam VCL sebesar 58,73 persen, SMM sebesar 20,09 persen dan publik sebesar 20,49 persen. Sementara itu, divestasi 20 persen saham Vale Indonesia merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) pada 2014 antara perusahaan dan pemerintah.
Langkah ini sesuai dengan mandat Inalum atau MIND ID untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan mendorong hilirisasi industri pertambangan nasional. (cnn)
Discussion about this post