[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Mantan bos Bank Central AS, The Fed Janet Yellen mengaku khawatir dengan kondisi perekonomian AS di tengah perang dagang dengan China. Buntut dari saling lempar tarif antara kedua negara tersebut bisa berakibat pada berakhirnya ekspansi ekonomi terpanjang AS.
Menurut prediksi Yellen, AS bisa saja mengalami resesi. “Saya harus mengatakan kemungkinan resesi lebih tinggi dari biasanya dan pada tingkat yang membuat saya tidak nyaman. Banyak alasan untuk khawatir,” ujarnya di acara World Business Forum di New York,
Ketegangan perdagangan yang tak kunjung mereda, Yellen menilai dapat memunculkan risiko perlambatan ekonomi AS.
Kendati demikian, Yellen memaparkan secara keseluruhan, kondisi ekonomi AS masih baik-baik saja. Salah satu indikatornya adalah tingkat pengangguran yang rendah dan bertahan pada kisaran 3,6 persen.
Industri bisnis masih membutuhkan serapan tenaga kerja yang tinggi, sehingga mereka dengan keterampilan seadanya sampai yang memiliki catatan kriminal masih dipekerjakan.
Namun, menurut Yellen, hal ini bukti ada perkembangan yang positif. Karena dengan begitu, pekerja dapat mengasah keterampilan dan menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
Indeks pasar saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) sendiri melewati 28 ribu pada pekan lalu. Indikator ini menunjukkan investor masih menyambut positif dari negosiasi perdagangan AS dan China.
Selain itu, Yellen melihat Negara Paman Sam tidak dibebani banyak utang. Dengan begitu, setidaknya masih ada titik terang untuk perekonomian AS.
Namun, menengok industri manufaktur yang cukup terdampak akan ketegangan ini, Yellen mengingatkan masih ada kekhawatiran yang mesti dipertimbangkan.
Begitu juga dengan pertumbuhan China yang kian melambat, serta Jerman yang bisa saja terseret resesi. Persoalan ini bisa membawa dampak bagi perekonomian AS.
“Kita bisa merasakan dampak dari melemahnya (perekonomian) dan perdagangan global pada pasar kerja dan pelayanan,” tutur Yellen.
Solusi paling mudah untuk menanggulangi ketidakpastian ekonomi global, menurut Yellen, dengan menunda proyek investasi.
Perang dagang awalnya bermula ketika Presiden AS Donald Trump berencana mengenakan tarif bea masuk sebesar US$50 miliar untuk barang-barang dari China. Kemudian, China turut menerapkan tarif bea masuk untuk produk impor dari AS.
“Perang tarif tersebut dirasakan oleh konsumen dan industri bisnis AS. Hal ini membuat aktivitas bisnis jadi lebih sulit dan mahal, sehingga sulit mengendalikan biaya,” kata Yellen. (cnn)
Discussion about this post