[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Hasil survei pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Bank Indonesia (BI) pekan keempat bulan ini mencatat potensi inflasi sebesar 0,13 persen secara bulanan pada Maret 2020. Inflasi disumbang oleh kenaikan harga emas dan komoditas pangan.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan hasil survei turut mencatat ada kenaikan inflasi menjadi 0,08 persen secara tahun berjalan dan 3 persen secara tahunan pada bulan ini. Artinya, tingkat inflasi sudah menyentuh target BI sebesar 3 persen plus minus 1 persen.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga dari minggu sebelumnya antara lain emas perhiasan, gula pasir, jeruk, dan bawang merah,” ujar Onny dalam keterangan tertulis.
Secara rinci, kenaikan harga emas mencapai 0,06 persen, jeruk 0,04 persen, telur ayam ras 0,03 persen, gula 0,03 persen, dan bawang merah 0,02 persen pada bulan ini. Bahan pangan lain yang turut memberi dampak inflasi adalah kangkung, bayam, nasi dengan lauk, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen.
Di pasar internasional, harga emas memang berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat sejalan dengan kekhawatiran pelaku pasar akan penyebaran pandemi virus corona. Hal ini membuat tingkat harga jual emas PT Antam (Persero) Tbk pun ikut meningkat ke kisaran Rp900 ribu per gram pada pekan ini.
“Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah,” katanya.
Rinciannya, harga cabai merah turun 0,09 persen dan cabai rawit 0,04 persen. Sementara harga bawang putih, tomat, daging ayam ras, minyak goreng, dan angkutan udara masing-masing sebesar turun 0,01 persen pada bulan ini.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini inflasi secara keseluruhan tahun ini tetap terjaga, meski nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga menyentuh kisaran Rp16 ribu per dolar AS. Sebab, pelemahan mata uang Garuda hanya bersifat sementara akibat kepanikan pelaku pasar keuangan.
Selain itu, pasokan komoditas dan arus penawaran (supply) serta permintaan (demand) terjaga. Kemudian, pemerintah pusat dan daerah terus melakukan pemantauan inflasi.
“Saya yakin korporasi tidak akan menaikkan harga karena pelemahan rupiah. Kami tidak melihat ada lonjakan harga karena pemerintah menjamin pasokan dan sudah antisipasi termasuk untuk Ramadan,” ungkap Perry. (msn)
Discussion about this post