Keuangan Negara
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login
No Result
View All Result
Keuangan Negara
No Result
View All Result
Home Artikel

Menyoal Mafia Tol Laut, Peti Kemas & Aplikasi Gojek

Keuangan Negara IndonesiabyKeuangan Negara Indonesia
2019-11-20
inArtikel
Reading Time: 4 mins read
AA
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]

KeuanganNegara.id -Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuding ada mafia di balik program Tol Laut. Para mafia itu membuat program gacoan Jokowi itu tidak efektif menekan disparitas harga antara Jawa dan luar Jawa melalui praktik monopoli. Tol Laut adalah konsep pengangkutan logistik kelautan yang digagas Jokowi mulai 2015, ‘ganti baru’ dari konsep sebelumnya yakni Pendulum Nusantara.

Entah responsif atau kebakaran jenggot, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) lantas menggandengstart-upGojek untuk menangkal praktik monopoli dalam Tol Laut.

Sejauh ini kedua belah pihak masih dalam fase penjajakan sehingga belum diketahui seperti apa wujud konkret kerja sama. Apakah Gojek akan meluncurkan aplikasi Go-Container? Atau aplikasi lainnya? Inilah beberapa hal yang ditunggu kejelasannya dari rencana kemitraan Kemenhub dan Gojek.

Pemain-pemain yang saat ini menukangi aplikasi pelayaran atau kemaritiman sebagian besar founder-nya pernah bersinggungan dengan bidang ini sebelumnya. Ada yang bekerja sebagai pelaut. Ada pula yang mengelola armada. Tak sedikit juga yang menjalankan bisnisforwarding.

Jika kelak Gojek betul-betul terlibat dalam program Tol Laut dengan aplikasinya, hal ini sebuah terobosan dalam dunia pelayaran. Sependek pengetahuan penulis, belum ada satu aplikasi pun di sektor usaha ini yang dibuat oleh sebuahstart-upyang kiprahnya jauh sekali dari dunia pelayaran/kemaritiman.Diberitakan oleh media, Kemenhub meminta Gojek menyederhanakan pemesanan peti kemas layaknya memesan makanan via Go-Food, salah satu layanan andalan Gojek.

Dalam pandangan instansi ini, pengguna Tol Laut adalah peritel yang memesan barang dalam volume kecil. Muatan ini kemudian dikonsolidasi ke dalam peti kemas oleh seseorang yang akhirnya memonopoli proses pengiriman barang.

“Di sini ada orang-orang yang butuh, menu ini disajikan oleh unicorn. Mereka tinggal pesan dan diantarkan,” begitu papar sang menteri. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) ingin proses pengiriman peti kemas tadi skemanya seperti Go-Food yang banyak toko di dalamnya: ada bakmi, nasi goreng dan lain-lain menjadi menunya.

Apakah semudah itu memesan peti kemas?

Atau, pertanyaannya sedikit diubah, apakah memesan peti kemas bisa dibuat mudah layaknya memesan secangkir kopi dari gerai kopi ternama?

Saya tidak mengerti dengan baik proses teknologi informasi (TI) yang berlangsung dalam sebuah aplikasi seperti Gojek yang didirikan oleh Nadiem Makariem yang saat ini dipilih Jokowi jadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi.

Tetapi, ada beberapa hal yang perlu dipikirkan dengan seksama terlebih dahulu oleh kita semua sebelum melangkah lebih jauh dengan gagasan meng-online-kan pemesanan peti kemas.

F


Pertama
, peti kemas itu bukanlah peti besi biasa. Ada banyak ikatan yang berkelindan di dalamnya. Misalnya, peti kemas merupakan bagian tidak terpisahkan dari kapal atautransporter.

Hal lain, dalam bisnis peti kemas dikenal istilahfull container load(FCL) danless container load(LCL).

FCL adalah kondisi di mana isi sebuah peti kemas dimiliki oleh satushippersementara LCL merupakan kebalikannya: isi peti kemas dipunyai oleh beberapa pemilik barang. Jika Gojek ingin memperpendek mata rantai dalam pemesanan peti kemas, itu berarti aplikator ini harus berurusan langsung dengan perusahaan pelayaran.

Dan, untuk peti kemas berstatus FCL atau LCL Gojek harus bicara duduk bareng dengan pelaku usahaforwarding. Baik pelayaran dan forwarding pada derajat tertentu keduanya sudah pula menerapkan TI.

Masalahnya, sejauh ini tidak terdengar berita yang mengabarkan manajemen Gojek bertemu dengan manajemen perusahaan pelayaran, khususnya operator Tol Laut, atau denganforwarder.

Yang terlihat aktif, bahkan cenderung hiperaktif, malah Kemenhub.

Apakah BKSnervousdisentil Jokowi bahwa ada mafia di bawah hidungnya, tapi mantan Dirut Angkasa Pura 2 itu tidak ‘menciumnya’?

Bisa jadi.

Business to Business
Bila pemesanan peti kemasonlineingin dikembangkan, sebaiknya ia bertumpu di atas pondasibusiness-to-business(B2B). Saya mengkhawatirkan langkah Kemenhub yang begitu bersemangat melibatkanstart-updalam urusan peti kemas akan dikunci dengan pemberian subsidi lagi. Semoga saja tidak begitu.

Kedua, bisnis pelayaran peti kemas, seperti sektor pelayaran lainnya, membutuhkan dukungan peralatan yang cukup intensif di pelabuhan agar waktu bongkar-muat efisien.

Sayangnya, peralatan ini hanya cukup tersedia di pelabuhan-pelabuhan utama. Di pelabuhan-pelabuhan di daerah terdepan, terluar, tertinggal, dan perbatasan (3TP) yang menjadiraison d’etrediluncurkannya program Tol Laut, peralatan bongkar-muatnya amat sangat terbatas.

Loh
, apa hubungannya dengan Gojek?

Begini. Salah satu yang menjadi andalan aplikasi ini, dan tentu saja yang sejenis lainnya, adalah kecepatan aliasspeed. Itu artinya, ketika peti kemas dipesan oleh pengguna, barang dimuat ke dalamnya, kemudian dinaikkan ke atas kapal menuju pelabuhan tujuan di timur Indonesia, semuanya harus berlangsung cepat (speedy).

Karena dilakukan secaraonline, bisa jadi pada sisi pemesanan/order peti kemas bisa berjalan lancar hanya dalam hitungan menit, bahkan barangkali detik.

Persoalan baru muncul ketika barang sampai di pelabuhan tujuan dan akan dibongkar. Peralatan yang minim menjadikan proses bongkar memakan waktu beberapa hari, tidak jarang beberapa minggu. Apakah manajemen Gojek memikirkan kondisi ini?

Ketiga, pelayaran adalah sebuah usaha yang amat terkait dengan aktivitas perdagangan. Perdagangan berdegup kencang, maka menggeliat lincah pula jasa pelayaran. Bila tidak, akan terjadicargo imbalanceatau ketidakseimbangan muatan.

Berangkat dari Jawa kapal bermuatan penuh namun ketika pulang hanya terisi setengah. Bisa jadi tidak sampai setengah. Toko-toko yang ada di dalam aplikasi Go-Food jangan-jangan akan sepi menunya.
Semuanya kini tengah berproses. Kita mesti bersabar melihat sampai akhir proses itu. Namun, tetap perlu diingatkan: peti kemas bukan peti besi biasa. (cnbcindonesia)

Tags: Opini
Previous Post

Sektor Industri Dasar Kerek IHSG ke Level 6.152

Next Post

Menkeu: Persamaan Gender Bantu Pembangunan Ekonomi Sebuah Negara

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara Indonesia

Keuangan Negara provides the latest economic, business, e-commerce, start-up, stock market, financial and all entrepeneur news from around Indonesia.

Next Post

Menkeu: Persamaan Gender Bantu Pembangunan Ekonomi Sebuah Negara

Discussion about this post

Stay Connected

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Gaji Terusan

2018-04-26

Siklus Anggaran

2018-04-26

Laporan Operasional

2018-04-26

Menu-menu pada Aplikasi OM-SPAN

2018-04-26

Kenapa Anda Baru Ribut Soal Utang Indonesia Sekarang? 42 Tahun Anda Kemana?

0

Jokowi Targetkan Kemudahan Berbisnis 40 Besar Dunia Tahun 2019

0

Presiden Jokowi: APBN-P 2017, Prioritaskan Program Yang Berdampak Langsung Bagi Masyarakat

0

Menkeu: Capai Target Sekaligus Jaga Iklim Bisnis

0

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Recent News

Kemenkeu Sebut Program Tapera Bisa Diikuti Peserta yang Punya Rumah

2021-06-30

Ramalan BI soal Tapering Off The Fed dan Siasat Mengantisipasinya

2021-06-30

OJK Pastikan Pinjol Legal Tidak Bisa Akses Kontak dan Galeri HP Debitur

2021-06-30

SKK Migas: Tujuh Proyek Hulu Migas Senilai Rp 21,12 Triliun Rampung

2021-06-30

Tentang Keuangan Negara

Keuangan Negara menyajikan berita terbaru keuangan negara, ekonomi, bisnis, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Follow Us

Menjadi Penulis

Keuangan Negara membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email [email protected]

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Artikel
  • Bisnis
  • BUMN & BUMD
  • Daerah
  • Daftar
  • Dasar Pengetahuan
  • E-commerce
  • Ekonomi
  • Finansial
  • Hot News
  • Hukum
  • Internasional
  • Investasi
  • Nasional
  • Pemeriksaan
  • Pengadilan
  • Tanya & Jawab
  • Tentang Kami
  • Menjadi Penulis
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
  • Advertising

© 2017 Keuangan Negara

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • BUMN & BUMD
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • E-commerce
    • Finansial
  • Hukum
    • Daftar
    • Pemeriksaan
    • Pengadilan
  • Investasi
  • Dasar Pengetahuan
  • Login

© 2017 Keuangan Negara

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In