[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi pada perdagangan akhir pekan lalu. Pergerakan harga minyak tersebut ditopang oleh rencana Presiden AS Donald Trump melonggarkan lockdown untuk wilayah dengan jumlah kasus penularan virus corona rendah.
Mengutip Antara, Senin (20/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei tumbuh tipis 26 sen atau 0,9 persen ke posisi US$20,08 per barel. Dalam sepekan terakhir, harga minyak Brent turun hampir 11 persen.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,60 atau 8,1 persen menjadi US$18,27 per barel. Harga minyak WTI sudah merosot nyaris 20 persen dalam sepekan terakhir.
Rencana Trump melonggarkan lockdown AS diyakini akan memulihkan permintaan bahan bakar. Diketahui, Trump mengizinkan para gubernur negara bagian untuk melonggarkan lockdown dengan persyaratan tertentu.
Pelonggaran pembatasan kegiatan hanya diberlakukan untuk wilayah dengan jumlah penularan kasus corona yang rendah. Namun, di wilayah dengan jumlah kasus tinggi belum diperbolehkan.
Pelonggaran ini menambah dukungan kepada minyak usai pemangkasan produksi oleh OPEC+.
Diketahui, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat memangkas pasokan minyak dunia.
Pada Minggu (12/4), OPEC+ sepakat mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni setelah empat hari pembicaraan.
“Jika lebih banyak negara berencana membuka pelonggaran dan mengembalikan kondisi normal, hal itu dapat membantu harga minyak dibantu oleh pemotongan pasokan OPEC+ yang dimulai,” kata analis FXTM Han Tan.
Namun demikian, harga minyak tetap mendapatkan tekanan dari anjloknya permintaan. Analis memprediksi permintaan berkurang tajam hingga 30 persen akibat pandemi corona.(cnn)
Discussion about this post