[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id- Sejumlah bank asing hanya menargetkan kredit tumbuh di bawah 10 persen pada 2020 nanti. Target dibuat dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang saat ini sedang melambat.
Direktur Utama PT Bank UOB Indonesia Kevin Lam mengakui jika target pertumbuhan kredit itu memang konservatif.
“Melihat kondisi di dunia kalau dilihat kondisi dunia sulit jadi kami harus lebih konservatif,” ucap Kevin.
Hanya saja, Kevin yakin pertumbuhan kreditnya berada di kisaran 9 persen atau hampir menyentuh 10 persen. “Kira-kira high single digit lah,” jelasnya.
Untuk tahun depan, Kevin menyebut perusahaan masih akan fokus pada penyaluran kredit di segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), komersial, korporasi, dan konsumer.
“Jadi akan sama seperti sekarang,” imbuh Kevin.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, UOB Indonesia menyalurkan kredit sebesar Rp75,05 triliun per kuartal III 2019. Angka itu hanya naik 3,29 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp72,66 triliun.
Senada, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menuturkan pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit masih satu digit. Namun, ia optimistis akan mendekati angka 10 persen.
“Harusnya lebih bagus dari tahun ini, tapi masih satu digit,” kata dia.
Ia menyatakan situasi global, khususnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan mempengaruhi kualitas kredit. Terlebih, harga komoditas juga masih bergerak fluktuatif.
“(Isunya tahun depan) lebih ke risiko kredit karena masih ada perang dagang ditambah soal harga komoditas,” ujar Parwati.
Sebagai catatan, penyaluran kredit Bank OCBC NISP secara konsolidasian hampir stagnan atau hanya naik 1,91 persen pada kuartal III 2019. Perusahaan mengucurkan kredit sebanyak Rp116,83 triliun dari sebelumnya sebesar Rp114,63 triliun. (cnn)
Discussion about this post