KeuanganNegara.id-Kalangan perbankan memperkirakan pemangkasan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 7 persen menjadi 6 persen dapat mengerek permintaan pembiayaan. Menurut mereka, dengan tingkat bunga yang lebih rendah, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa lebih ringan dalam mendapatkan modal usaha.
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Haru Koesmahargyo mengatakan pihaknya menyambut baik penurunan suku bunga KUR.
“Dengan harapan semakin memudahkan UMKM mendapatkan akses pembiayaan, sehingga dapat meningkatkan penetrasi inklusi keuangan di Indonesia,” katanya.
Guna mengimbangi dampak dari penurunan suku bunga KUR, ia bilang perseroan akan melakukan efisiensi melalui digitalisasi bisnis proses maupun peningkatan rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA). Ia menyatakan perubahan suku bunga KUR tidak akan mempengaruhi target penyaluran KUR BRI.
“Untuk tahun depan, walaupun belum terdapat penetapan target penyaluran KUR, namun BRI melihat bahwa konsisten dengan periode-periode sebelumnya, BRI akan tetap menjadi pemain utama dalam penyaluran KUR,” ucapnya.
Sampai dengan Oktober 2019 penyaluran KUR BRI telah mencapai Rp83,27 triliun. Jumlah itu setara dengan 94,7 persen dari target sebesar Rp87,97 Triliun.
Senada, SVP Micro Development & Agent Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Zedo Faly menyatakan kesiapan perseroan terhadap rencana tersebut. Ia menyebut penurunan suku bunga akan mendorong peningkatan akses pembiayaan kepada pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan modal kerja maupun investasi.
“Bagi perbankan sendiri, akan lebih mudah untuk menawarkan KUR kepada masyarakat dan pelaku UMKM,” katanya.
Bank Mandiri tercatat telah merealisasikan penyaluran KUR sebesar Rp20,12 triliun per Oktober 2019. Jumlah itu mewakili 80,51 persen dari kuota perseroan. Saat ini, perseroan tengah menunggu kuota penyaluran KUR tahun 2020.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Nixon Napitupulu menuturkan porsi penyaluran KUR tidak terlalu besar. Namun, ia tak merincikan angkanya.
“BTN lebih banyak peran di pembiayaan perumahan subsidi, sehinggadisburseKUR kami tidak terlalu besar,” ujarnya.
Untuk diketahui, kebijakan suku bunga KUR 6 persen ini mulai berlaku pada Januari 2020 mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan keputusan ini diambil untuk mengembangkan industri UMKM di dalam negeri. Jika bunga turun, pemerintah berharap semakin banyak pelaku UMKM yang mengajukan KUR.
Selain bunga, pemerintah juga mengerek total plafon KUR menjadi Rp190 triliun dari posisi tahun ini yang hanya Rp140 triliun. Artinya, ada kenaikan plafon KUR sebanyak 35,71 persen.
“Ini akan dinaikkan secara bertahap, dinaikkan lebih dari 100 persen sampai 2024 menjadi Rp325 triliun,” terangnya. (cnn)
Discussion about this post