KeuanganNegara.id -Bank Indonesia mencatat kredit yang disalurkan oleh perbankan masih terkontraksi sebesar -1,7 persen pada November 2020. Penyaluran kredit ini sebesar Rp5.453,9 triliun, atau turun lebih dalam dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya -0,9 persen (yoy).
“Ini disebabkan oleh melambatnya penyaluran kredit pada seluruh jenis penggunaan, sejalan dengan permintaan yang masih belum kuat,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono.
Perlambatan laju penyaluran kredit ini seiring dengan penurunan penyaluran kredit kepada debitur korporasi. Penyaluran kredit kepada korporasi menurun lebih dalam, dari -1,6 persen (yoy) pada Oktober 2020 menjadi -3,4 persen (yoy) pada November 2020.
“Di sisi lain, penyaluran kredit pada debitur perorangan mengalami peningkatan, dari 0,6 persen (yoy) menjadi 0,7 persen (yoy) pada November,” kata Erwin.
Ia menambahkan penurunan kredit dipengaruhi oleh penyaluran kredit pada seluruh jenis penggunaan. Kredit modal kerja (KMK) masih tumbuh negatif sebesar -3,8 persen (yoy) pada November 2020, terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR).
KMK sektor industri pengolahan pada November 2020 tumbuh negatif sebesar -4 persen (yoy), lebih dalam dari bulan sebelumnya -1 persen (yoy).
“Penurunan itu terjadi pada industri pupuk, khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Timur,” terang dia.
Sementara, KMK sektor PHR juga tumbuh negatif, sebesar -4,9 persen (yoy), sedikit lebih dalam dibandingkan Oktober 2020 sebesar -4,8 persen (yoy), terutama bersumber dari penurunan penjualan mobil di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Kredit investasi (KI) tercatat tumbuh 0,2 persen (yoy) pada November 2020, melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 1,4 persen (yoy).
Perlambatan terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan serta sektor konstruksi. Kredit investasi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan turun dari 0,8 persen (yoy) menjadi 0,5 persen (yoy) pada November 2020, terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dan Riau.
Sementara itu, kredit investasi sektor konstruksi pada November 2020 tumbuh sebesar 19,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 22,79 persen (yoy), khususnya pada subsektor bangunan jalan tol di Banten dan Riau. Pertumbuhan kredit konsumsi (KK) pada November 2020 terkontraksi, dari 0,1 persen (yoy) pada bulan Oktober 2020, berbalik arah menjadi negatif sebesar -0,2 persen (yoy), disebabkan oleh penurunan pada kredit kendaraan bermotor dan multiguna.
“Di tengah kontraksi kredit, kredit properti pada November 2020 justru meningkat, dari 3,1 persen (yoy) pada Oktober 2020 menjadi 3,7 persen (yoy), yang bersumber dari peningkatan kredit konstruksi serta KPR/KPA,” pungkas Erwin.(msn)
Discussion about this post