KeuanganNegara.id -Survei Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik, meski masih bergerak di zona pesimis (di bawah 100). Hal ini ditunjukkan dalam indeks keyakinan konsumen (IKK) yang membaik, dari 77,8 pada Mei menjadi 83,8 pada Juni 2020.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Onny Widjanarko mengatakan, peningkatan IKK Juni 2020 ditopang oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang.
“Sebagaimana tercermin dari indeks ekspektasi konsumen (IEK) yang mengalami peningkatan dari 104,9 menjadi 121,8,” tulis Onny dalam keterangan resminya.
Survei BI menunjukkan, IKK pada Juni 2020 mengalami kenaikan pada seluruh kelompok tingkat pengeluaran responden. Kenaikan tertinggi terjadi dalam kelompok responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan.
Begitu pula dari sisi usia, kenaikan IKK juga terjadi pada seluruh kelompok usia responden, dengan kelompok responden berusia di atas 60 tahun mencatatkan kenaikan IKK tertinggi.
Secara spasial, keyakinan konsumen pada Juni 2020 meningkat di 14 kota yang disurvei, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Kota Mataram sebesar 18 poin, dikuti Jakarta 16,8 poin, dan Samarinda 14 poin.
Adapun, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada pada zona pesimis dan melemah dari bulan sebelumnya, seiring dampak pandemi virus corona atau Covid-19 yang sangat besar terhadap kondisi ekonomi nasional. Hal ini tercermin dari indeks kondisi ekonomi (IKE) Juni 2020 di level 45,8, lebih rendah dari 50,7 pada Mei 2020.
Menurunnya IKE disebabkan oleh penurunan seluruh komponen pembentuknya, dengan penurunan indeks terdalam terjadi pada indeks pembelian barang tahan lama sebesar 7,2 poin menjadi 6.
BI mencatat keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama mengalami penurunan, terutama untuk jenis barang elektronik, furnitur dan perabot rumah tangga. Penurunan indeks terjadi pada hampir seluruh kategori tingkat pengeluaran, terutama pada responden dengan kelompok pengeluaran Rp 3,1-4 juta per bulan.
Di sisi lain, optimisme konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan bulan sebelumnya juga melemah. Penyebabnya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang masih diberlakukan di beberapa daerah pada bulan lalu. Pembatasan tersebut, berdampak pada penurunan penghasilan rutin maupun omzet usaha.
Sejalan dengan penurunan keyakinan terhadap penghasilan dan pembelian barang tahan lama, optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini juga semakin menurun.
Ini sejalan dengan banyaknya tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan oleh perusahaan sebagai dampak pandemi. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan per 27 Mei 2020, jumlah tenaga kerja yang terdampak pandemi, baik dirumahkan maupun terkena sekitar 1,5 juta orang.
Penurunan indeks ketersediaan lapangan kerja terjadi pada seluruh kategori pendidikan, terdalam pada responden dengan pendidikan pasca-sarjana. Sementara menurut usia, penurunan indeks terjadi pada responden berusia 20-40 tahun.
Sementara, konsumen masih optimis terhadap perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan. Hal ini tercermin dari IEK Juni 2020 sebesar 121,8, meningkat dari 104,9 pada Mei 2020. Kondisi perekonomian pada enam bulan ke depan diperkirakan mulai pulih seiring meredanya virus corona.
Peningkatan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan didukung meningkatnya seluruh komponen pembentuknya, terutama indeks ekspektasi kegiatan usaha dan indeks ekspektasi penghasilan enam bulan mendatang.(msn)
Discussion about this post