[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Gubernur Bank Indonesia(BI) Perry Warjiyo menyiapkan 5 strategi untuk mendongkrak perekonomian syariah berbasis produk dan jasa halal di Indonesia.
Strategi yang disebutnya dengan istilah ‘5C’ ini akan membantu Indonesia mengubah pola pikir dari konsumen menjadi produsen produk halal. Hal ini penting mengingat besarnya potensi pasar produk halal di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
“Menurut saya, kita punya potensi dan bisa melakukannya bersama-sama,” kata Perry di acaraIndonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC, Jakarta.
Pertama, C untukcompetitivenessatau daya saing. Salah satu caranya dengan membangun industri bernilai tambah yang mampu bersaing di kancah global, baik untuk produk maupun jasa.
Ketiga,C untukcoordinationatau koordinasi. Perry mengatakan perlunya membangun dan mengoordinasikan pembuatan zona ekonomi halal di masing-masing sektor perindustrian.Ia menilai, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor makanan dan minuman, industri busana, serta turisme. Ketiga sektor tersebut dapat terkoneksi satu sama lain dalam bungkus pariwisata melalui pariwisata berbasis syariah.
“Seperti bidangfashion, kita punya beragam jenis batik, kreativitas, sehingga kita bisa buat yang produkfashionableyang menjadi nilai tambah untuk dipasarkan,” imbuhnya.
Kedua, C untukcertificationatau sertifikasi. Menurutnya, produk barang dan jasa berbasis halal penting mengantongi sertifikat halal sehingga dapat dipercayai masyarakat muslim.
Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan badan sertifikasi halal beserta laboratorium pendukung.
“Kita harus bekerja sama dalam membangun ekosistem halal. Kita harus mengumpulkan zona ekonomi makanan halal, halal tourism, dan lainnya,” tuturnya.
Keempat, C untukcampaigningatau kampanye. Dalam hal ini, pelaku perlu mempromosikan produk dan jasa dari Indonesia ke dunia internasional. Salah satunya dengan cara menonjolkan sisi nilai tambah dari suatu produk.
“Misalnya, dalam memakai hijab itu bisa dinilai dari sisifashion-nya, buat menjadi suatu tren global. Jadi, memakai hijab itu bisa cantik,” ujarnya.
Terakhir, C untukcooperationatau kerja sama secara internasional. Perry menilai dalam meningkatkan perekonomian syariah dan mendorong perekonomian halal secara global, Indonesia tidak dapat melakukannya seorang diri.
Perry menyebut Indonesia membutuhkan mitra dalam menjalin kerja sama dengan negara-negara yang memiliki pasar besar dalam permintaan barang dan jasa halal.
Ia mengingatkan, saat ini, potensi pasar industri halal global semakin meningkat sejalan dengan populasi penduduk muslim sebanyak 1,84 miliar atau sekitar 24,4 persen dari populasi dunia.
Menurut Global Islamic Economy Report, pada akhir 2023, industri makanan halal akan bernilai US$ 1,8 triliun, industri pariwisata halal akan bernilai US$274 miliar, dan industri mode halal akan bernilai US$361 miliar.
“Market-nya (ekonomi halal) sangat besar, maka kita perlu kerja sama antar negara, supaya kita bisa memenuhi pasar global,” pungkasnya. (cnn)
Discussion about this post