[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id -Cadangan devisa Indonesia selama Juli 2020 mencapai USD 135,1 miliar, naik USD 3,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi cadangan devisa ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Cadangan devisa selama bulan lalu setara dengan pembiayaan 9,0 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, cadangan devisa yang meningkat bisa mendorong rupiah lebih menguat lagi.
Adapun realisasi perekonomian di kuartal II tahun ini sebesar minus 5,32 persen telah diprediksi sebelumnya oleh pelaku pasar, sehingga dinilai tak berdampak pada rupiah.
“Rilis data PDB kuartal II sudah di-priced in oleh pelaku pasar sehingga tidak berdampak ke rupiah. Selain itu pertumbuhan ekonomi di negara lain, termasuk regional, lebih buruk dari Indonesia. Pelaku pasar biasanya membandingkan secara relatif antarnegara emerging market,” kata Nanang.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pada penutupan perdagangan Jumat (7/8) berada di level Rp 14.625 per dolar AS, melemah dibandingkan pagi harinya di level Rp 14.590 per dolar AS.
Sementara berdasarkan data transaksi Bank Indonesia sejak 3-6 Agustus 2020, aliran modal asing masih mencatatkan outflow Rp 890 miliar (neto). Hal ini karena aliran modal di pasar saham yang keluar Rp 1,97 triliun, sementara di pasar Surat Berharga Negara mencatatkan aliran modal masuk Rp 1,08 triliun.
Berdasarkan data setelmen BI sejak awal tahun ini hingga 6 Agustus atau year to date (ytd), aliran modal asing mencatatkan keluar atau outflow Rp 143,72 triliun.
Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI, Eric Sugandi, memproyeksi cadangan devisa RI akan kembali meroket hingga akhir tahun ini. Menurutnya, cadangan devisa akan menyentuh level tertingginya USD 140 miliar di tahun ini.
“Akhir tahun cadangan devisa bisa meningkat ke sekitar USD 138-140 miliar,” kata Eric.
Menurut dia, faktor utama meroketnya cadangan devisa adalah penarikan utang yang dilakukan pemerintah demi menutup defisit APBN 2020.
“Salah satunya karena pemerintah akan tarik lebih banyak utang (baik berupa SBN atau pinjaman) untuk biayai defisit APBN. Surplus neraca perdagangan sampai akhir tahun juga akan membantu kenaikan cadangan devisa,” jelasnya.
Kenaikan cadangan devisa bulan lalu antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond dan penarikan pinjaman pemerintah.
Selama Juli 2020, pemerintah beberapa kali menerbitkan Surat Utang Negara (SUN). Terakhir pada 28 Juli, pemerintah melelang tujuh seri SUN. Total penawaran yang masuk sebesar Rp 72,78 triliun dan yang dimenangkan hanya Rp 22 triliun.
Total penawaran yang masuk tersebut meningkat dari lelang tujuh seri SUN sebelumnya pada 14 Juli yang senilai Rp 61,16 triliun. Sementara yang dimenangkan oleh pemerintah hanya Rp 22 triliun.
Sementara pada 3 Juli, pemerintah menerbitkan surat utang global berdenominasi yen Jepang alias Samurai Bond. Pemerintah menerbitkan total 100 miliar yen untuk lima seri Samurai Bond.
Samurai bonds menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk tahun 2020 dan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah masa pandemi.(msn)
Discussion about this post