KeuanganNegara.id- China akhirnya memangkas suku bunga utang pada Selasa (20/8) hari ini. Hal itu dilakukan setelah bank sentral China People’s Bank of China (PBOC) memulai reformasi suku bunga acuan yang dirancang untuk menurunkan biaya utang perusahaan.
Menurut pusat pendanaan antar bank nasional PBOC yang dikutip dari Reuters, Loan Prime Rate (LPR) satu tahun ditetapkan pada level 4,25 persen, turun 6 basispoin (bps) dari sebelumnya 4,31 persen. Angka itu juga 10 bps lebih rendah dari acuan bunga pinjaman satu tahun PBOC.
Sementara itu, suku bunga LPR lima tahun ditetapkan pada level 4,85 persen. Angka itu berada di bawah bunga acuan pinjaman lima tahun sebesar 4,90 persen.
Kendati demikian, rendahnya penurunan tingkat LPR mencerminkan keengganan pemberi utang untuk menurunkan suku bunga pinjaman.
Hal itu memicu otoritas Negeri Panda untuk mengambil langkah lain guna mendorong biaya bunga utang lebih rendah di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
Penurunan bunga pinjaman yang moderat hadir setelah PBOC menetapkan LPR, bunga acuan baru untuk pinjaman konsumer dan bisnis pada bank. Bunga acuan yang baru diterbitkan Sabtu (17/8) lalu itu menggantikan bunga acuan pinjaman satu tahun yang ada saat ini.
“Ketika bank menurunkan suku bunga pinjaman hanya sedikit, dampak pada kegiatan ekonomi akan marjinal. Penurunan yang hanya beberapa basis poin itu kecil,” ujar Ekonom Senior Capital Economics Capital China Julian Evans-Pritchard.
Dia menambahkan PBOC perlu mengambil langkah-langkah lain, termasuk memangkas tingkat likuiditas jangka menengah. Hal itu perlu dilakukan jika ingin terus mengurangi LPR guna menurunkan biaya utang bank.
Sebagai informasi, LPR merupakan suku bunga yang dibebankan bank komersial kepada klien. Tujuannya, untuk lebih mencerminkan permintaan pasar atas dana daripada tolok ukur yang ditetapkan PBOC. LPR pertama kali diperkenalkan oleh PBOC pada Oktober 2013. (cnn)
Discussion about this post