KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.669 per dolar ASpada Kamis (16/4). Posisi tersebut melemah 0,60 persen dibanding Rabu (16/4).
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia dari dolar AS pagi ini, seperti Won Korea Selatan minus 0,82 persen dan Ringgit Malaysia minus 0,64 persen. Yen Jepang minus 0,39 persen, Dolar Singapura 0,25 persen, Yuan China minus 0,13 persen, Peso Filipina minus 0,1 persen, dan Baht Thailand minus 0,1 persen.
Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari mata uang Negeri Paman Sam. Mata uang utama negara maju juga kompak melemah dari dolar AS. Poundsterling Inggris minus 0,33 persen, Franc Swiss minus 0,28 perseb, Euro Eropa minus 0,26 persen, Rubel Rusia minus 0,14 persen, dan dolar Kanada minus 0,06 persen.
Kekhawatiran pasar muncul dari anjloknya data penjualan ritel di AS yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020. Kondisi ini merupakan yang terendah dalam sejarah Negeri Paman Sam sejak 1992.
Indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York juga terjun bebas hingga minus 78,2 persen. Penurunan data ekonomi juga tercermin dari laporan bank sentral AS, The Federal Reserve yang menyatakan tingkat pengangguran akan naik akibat pandemi corona.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga sudah meramalkan penurunan ekonomi global dan sejumlah negara di dunia akibat pandemi corona. Sebab, virus corona membuat aktivitas perdagangan, industri, dan lainnya terhenti.
“Rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini mengikuti sentimen negatif global dengan potensi bergerak di kisaran Rp15.550 sampai Rp15.750 per dolar AS,” kata Ariston. (cnn)
KeuanganNegara.id– Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.669 per dolar ASpada Kamis (16/4). Posisi tersebut melemah 0,60 persen dibanding Rabu (16/4).
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia dari dolar AS pagi ini, seperti Won Korea Selatan minus 0,82 persen dan Ringgit Malaysia minus 0,64 persen. Yen Jepang minus 0,39 persen, Dolar Singapura 0,25 persen, Yuan China minus 0,13 persen, Peso Filipina minus 0,1 persen, dan Baht Thailand minus 0,1 persen.
Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari mata uang Negeri Paman Sam. Mata uang utama negara maju juga kompak melemah dari dolar AS. Poundsterling Inggris minus 0,33 persen, Franc Swiss minus 0,28 perseb, Euro Eropa minus 0,26 persen, Rubel Rusia minus 0,14 persen, dan dolar Kanada minus 0,06 persen.
Kekhawatiran pasar muncul dari anjloknya data penjualan ritel di AS yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020. Kondisi ini merupakan yang terendah dalam sejarah Negeri Paman Sam sejak 1992.
Indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York juga terjun bebas hingga minus 78,2 persen. Penurunan data ekonomi juga tercermin dari laporan bank sentral AS, The Federal Reserve yang menyatakan tingkat pengangguran akan naik akibat pandemi corona.
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga sudah meramalkan penurunan ekonomi global dan sejumlah negara di dunia akibat pandemi corona. Sebab, virus corona membuat aktivitas perdagangan, industri, dan lainnya terhenti.
“Rupiah berpotensi berbalik melemah hari ini mengikuti sentimen negatif global dengan potensi bergerak di kisaran Rp15.550 sampai Rp15.750 per dolar AS,” kata Ariston. (cnn)
Discussion about this post