[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Bank Indonesia (BI) memperkirakan target pertumbuhan kredit bank sebesar 10 persen – 12 persen tidak akan tercapai tahun ini. Sebab, berbagai sentimen perlambatan ekonomi global mempengaruhi perekonomian nasional.
Direktur sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Makro Prudential BI Retno Ponco Windarti melihat potensi pertumbuhan kredit mencapai kisaran 10 persen sampai 11 persen sejatinya masih terbuka.
“Tapi sepertinya kalau 12 persen itu susah. Secara total lebih rendah dari tahun lalu,” ucap Retno.
Retno mengatakan proyeksi ini dipengaruhi oleh kondisi perlambatan ekonomi global. Bahkan, sejumlah lembaga keuangan internasional terus menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, ada pengaruh dari jeda waktu (time lag) antara penurunan tingkat bunga acuan dari BI ke tingkat bunga kredit bank. Hal ini membuat penurunan bunga acuan yang sudah dilakukan bank sentral nasional tidak bisa langsung diikuti oleh bank.
Hasilnya, tingkat bunga kredit yang lebih murah tidak cepat dirasakan oleh masyarakat, sehingga permintaan akan kredit pun tidak bisa langsung meningkat. Belum lagi, ada pengaruh dari kebijakan masing-masing bank yang berbeda-beda.
“Untuk kredit (time lag) setelah enam bulan, karena kredit di bank penentuannya paling cepat tiga bulan. Jadi ketika turun mungkin kecepatan turunnya pun berbeda,” terangnya.
Hal ini berbeda dengan jeda waktu dari penurunan tingkat bunga acuan ke bunga deposito bank yang biasanya lebih cepat. Perhitungan BI, rata-rata bunga deposito turun dalam kurun waktu tiga bulan dari penyesuaian bunga acuan. (cnn)
Discussion about this post