[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Senin (28/10). Pasar diwarnai ketidakpastian ekonomi domestik maupun global.
“Pasar menantikan langkah dan program menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju,” kata Pendiri LBP Institute Lucky Bayu Purnomo.
Dari sisi global, sambung dia, pasar cenderung membatasi transaksi. Pasalnya, mereka mengantisipasi pelemahan tiga indeks utama Wall Street lantaran sentimen fiskal yang negatif.
“Defisit anggaran AS membengkak terbesar dalam tujuh tahun terakhir,” tuturnya.
Defisit anggaran AS tercatat mendekati US$1 triliun, yakni US$984 miliar per September 2019. Angka ini melonjak 26 persen dari periode yang sama tahun lalu. Besarnya defisit itu setara 4,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) AS.
Senada, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan memperkirakan IHSG bakal koreksi. Ia bilang bayang-bayang aksi ambil untuk masih mengikuti IHSG setelah mengalami kenaikan yang signifikan pekan lalu.
“Tren pelemahan masih akan berlanjut,” katanya.
Ia memprediksi IHSG akan melaju di rentang support 6.176-6.214 dan resistance 6.319-6.386. Di tengah potensi pelemahan ini ia merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga Rp1.440-Rp1480 per saham.
IHSG terpantau melemah cukup tajam pada penutupan perdagangan Jumat (25/10). Indeks ditutup di level 6.252 turun 87,3 poin atau 1,38 persen. Akan tetapi, indeks berhasil naik 0,8 persen dalam sepekan.
Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak menguat. Dow Jones naik 0,7 persen menjadi 26.958, S&P 500 naik 0,41 persen ke level 3.022, dan Nasdaq Composite naik 0,7 persen menjadi 8.243. (cnn)
Discussion about this post