[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id– Harga minyak kembali meningkat pada perdagangan akhir pekan lalu, mencatat kenaikan empat sesi berturut-turut karena kekhawatiran ketatnya pasokan melebihi lemahnya permintaan.
Harga minyak mentah berjangka acuan Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik 0,43 dolar AS menjadi US$56,66 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, harga acuan global yakni minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember menguat US$0,35 menjadi US$62,02 per barel di London ICE Futures Exchange.
“Dengan tanda-tanda ketegangan perdagangan global yang mereda, perhatian kembali difokuskan pada pasokan yang agak ketat pada kuartal ini,” ujar Carsten Fritsch, Analis Energi di Commerzbank Research.
Perusahaan jasa energi AS Baker Hughes melaporkan dalam pekan yang berakhir 25 Oktober, jumlah rig minyak aktif di AS turun 17 rig menjadi 696 rig. Angka itu turun 179 rig dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, laporan Badan Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan dalam pekan yang berakhir 18 Oktober, persediaan minyak mentah komersil negara itu turun 1,7 juta barel dari pekan sebelumnya, tidak termasuk cadangan strategisnya. Padahal analis memperkirakan peningkatan akan mencapai 2,2 juta barel.
Harga minyak juga didukung oleh kabar bahwa Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutunya sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pengurangan produksi yang lebih besar ketika mereka bertemu pada Desember mendatang. Hal ini dalam upaya melawan pertumbuhan permintaan yang lebih lemah. (cnn)
Discussion about this post