KeuanganNegara.id-Menteri BUMN Erick Thohir mengumpulkan beberapa direksi perusahaan pelat merah , untuk menggelar konferensi pers online.
Beberapa direksi yang hadir yakni Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Dirut PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Irfan Setiaputra, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) Ririek Adriansyah.
Dalam pertemuan virtual tersebut, Erick menyebut tiga BUMN besar ini dalam proses konsolidasi anak hingga cucu usaha mereka. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai puluhan perusahaan.
Berikut rangkumannya :
25 Anak Cucu Usaha Pertamina Bakal Dibubarkan dan Divestasi
PT Pertamina bakal melikuidasi alias membubarkan dan divestasi atau melepas anak dan cucu usaha perusahaan. Jumlahnya 25 perusahaan. Prosesnya dilakukan bertahap mulai tahun ini.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan untuk tahun ini, ada 8 anak dan cucu usaha yang bakal dieksekusi. Rinciannya, 7 perusahaan dilikuidasi dan 1 didivestasi.
“Dari 25 perusahaan, tahun ini yang dilakukan ada 8 yaitu 7 dilikuidasi dan 1 divestasi. Sisanya 17 perusahaan kami lakukan di tahun depan,” kata dia dalam konferensi pers online bersama Menteri BUMN Erick Thohir kemarin.
Dia menjelaskan ke-25 perusahaan tersebut sebagian besar sudah tak berjalan operasionalnya dan bukan bisnis inti Pertamina. Menurutnya aksi ini bakal berdampak positif bagi perusahaan induk sebab beban usaha jadi berkurang.
Nicke menjamin, meski ada pembubaran dan penjualan anak usaha dalam jumlah banyak, tak ada ada PHK bagi pegawai di dalamnya. Dia memastikan para pekerja tak terkena imbas itu akan direkrut oleh pemegang saham yang baru.
PT Garuda Indonesia Tbk menutup enam cucu usaha. Dua di antaranya ditutup karena belum beroperasi. Empat sisanya ditutup untuk dilebur ke perusahaan yang lebih dulu ada.
Untuk dua perusahaan yang ditutup karena belum beroperasi adalah PT Rilis Arah Pratama Indonesia (RAPI) dan PT Indo Suplai Total Solusi (ISTS).
Sedangkan empat cucu yang bakal dilebur adalah PT Garuda Indonesia Tauberes Indonesia (GTI), PT Garuda Indonesia Air Charter (GIAC), PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala Indonesia (GITC), dan PT Garuda Enegry Logistik & Komersial (GELK).
“Ini baru tahapan awal dan akan lakukan opsi-opsi apa saja. Hari ini, kita lakukan rasionalisasi terhadap cucu usaha salah satunya Garuda Tauberes Indonesia,” kata Irfan kemarin.
Irfan menjamin tak ada PHK dalam perampingan cucu usaha ini. Dirinya sudah menginformasikan rencana ini ke seluruh pegawai yang terdampak. Pegawai yang perusahaannya bakal ditutup akan dipindahkan ke perusahaan yang dilebur tersebut.
“Khusus untuk aspek SDM ini, kita tak ada rasionalisasi. Jadi kita alokasikan khususnya ke perusahaan yang dimerger. Proses masih terus dilakukan. Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan,” terangnya.
Nasib Garuda Tauberes Indonesia yang sempat disentil Erick Thohir akan ditutup dan dilebur ke perusahaan kargo Garuda Indonesia yang lebih dulu ada. Keputusan ini diambil agar tak ada pemain ganda dalam menjalankan bisnis yang sama.
Telkom Pangkas 20 Anak hingga Cucu Usaha
Selain Pertamina dan Garuda Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom juga bakal memangkas anak hingga cucu usaha. Jumlahnya mencapai 20 perusahaan dan seluruhnya bakal dimerger atau dilebur dengan usaha Telkom yang lain.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan total anak dan cucu usaha Telkom mencapai 49 perusahaan. 20 anak dan cucu usaha akan dipangkas sepanjang 2020-2021 agar sejalan dengan program efisiensi Kementerian BUMN.
“Untuk 2020-2021, kami akan kurangi sekitar 20 perusahaan dan ke depan bisa saja nambah sesuai dengan fokus Telkom di sektor digital,” kata Ririek.
Kata Ririek, perombakan anak dan cucu usaha ini sudah dibahas perusahaan sejak tahun lalu. Karena itu, dia menjamin tak akan ada PHK usai aksi korporasi ini dijalankan.
“Kami meminimalkan PHK karena karyawan yang kena efisiensi tersebut akan kami pindahkan ke anak usaha Telkom, sehingga dampak PHK kami minimalkan,” terang dia.
Konsolidasikan 70 Persen BUMN, Erick Jamin Tak Akan Ada PHK
Selain Pertamina, Garuda Indonesia, dan Telkom, BUMN lainnya mengantre untuk melakukan aksi yang sama sesuai permintaan Erick. Pemilik Mahaka Group ini memang punya rencana besar merombak bisnis BUMN agar fokus pada inti bisnis perusahaan.
Adapun konsolidasi yang dilakukan bisa berbagai bentuk. Ada yang ditutup, pangkas, atau merger. Total BUMN yang ada saat ini mencapai 142 perusahaan. Jika digabung dengan anak dan cucu usaha menjadi 800-an.
“70 persen dari mapping-nya saya konsolidasi. Jadi kalau kami lihat total perusahaan BUMN, totalnya 142 dengan anak cucu bisa 800. Kebayang tidak kalau policy (kebijakan) ke depannya 70 persen akan konsolidasi,” katanya.
BUMN yang dikonsolidasikan itu sebenarnya berkinerja baik, tapi pangsa pasarnya rendah. Sedangkan BUMN yang terindikasi dipertahankan dan dikembangkan mencapai 9,1 persen karena berpotensi baik.
Lalu 6,3 persen harus bertransformasi, 8,2 persen BUMN akan diutamakan untuk pelayanan publik dan 8,2 persen terakhir akan divestasi atau bermitra.
Dia juga menjamin tak akan ada PHK dalam proses perampingan anak hingga cucu BUMN ini. Pegawai yang terdampak salah satunya bakal dimasukkan dalam perusahaan lain yang dilebur.(msn)
Discussion about this post