[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
KeuanganNegara.id-Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berada di posisi Rp750 ribu per gram pada Kamis (7/11). Angkanya bergerak stagnan dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Sementara, harga pembelian kembali (buyback) juga tak berubah atau tetap bertengger di level Rp669 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp399 ribu, 2 gram Rp1,44 juta, 3 gram Rp2,15 juta, 5 gram Rp3,57 juta, 10 gram Rp7,07 juta, 25 gram Rp17,58 juta, dan 50 gram Rp35,08 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp70,1 juta, 250 gram Rp175 juta, 500 gram Rp349,8 juta, dan 1 kilogram Rp701,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.492,8 per troy ons atau melemah 0,02 persen. Sementara harga emas di perdagangan spot naik 0,04 persen ke level US$1.491,15 per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas hari ini bisa tembus ke level US$1.500 per troy ons, tepatnya US$1.485-US$1.504 per troy ons. Kabar mundurnya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China membawa angin segar bagi emas.
“Jadi ini cukup mengejutkan ya hasil pertemuan pejabat AS dan China yang katanya kemungkinan besar kesepakatan perang dagang tahap pertama mundur sampai akhir Desember 2019,” ucap Ibrahim.
Sentimen itu membuat emas lagi-lagi dijadikan instrumen investasi utama bagi sejumlah pihak. Maklum, emas kerap dianggap sebagai aset yang paling aman bagi investor ketika terjadi permasalahan di global atau disebut safe haven.
“Ini cukup menarik, makanya emas dijadikan lagi safe haven,” katanya.
Walaupun begitu, Ibrahim pesimis kenaikan harga emas ini bersifat jangka panjang. Pasalnya, kebijakan AS dan China kerap berubah-ubah.
“Hari ini bilangnya penandatanganan Desember 2019, tapi bisa saja besok tiba-tiba berubah lagi November. Damai dagang selalu berubah-ubah,” pungkasnya. (cnn)
Discussion about this post